Selasa, 21 Desember 2010

BAGAIMANA JIKA.................????

Ayub 36:11 Jikalau mereka mendengar dan takluk, maka mereka hidup mujur sampai akhir hari-hari mereka dan senang sampai akhir tahun-tahun mereka.

“Dua kata ‘bagaimana’ dan ‘jika’ masing-masing memiliki arti yang berbeda. Tetapi jika dua kata ini dipertemukan dan disatukan, maka akan berbunyi ‘bagaimana jika’..dan memiliki arti yang sangat besar bedanya.” (quoted from film ‘Letters to Juliette’)

Saya sangat tertarik dengan pernyataan ini. “Bagaimana” dan “Jika”..dibandingkan dengan “Bagaimana jika...” Ya...sangat besar bedanya. Saya mencoba mengucapkannya dengan mengisi titik-titik di belakangnya dengan banyak kata-kata pengharapan yang belum saya raih saat ini.

Bagaimana jika..saya dipilih Tuhan untuk melakukan pekerjaan misi ke daerah yang belum terjamah manusia? Apa yang akan saya lakukan?

Bagaimana jika..saya menang dalam kontes pemilihan Ratu Sejagad? (hahaha..saya bermimpi!!!)..tapi..inikan hanya berandai-andai, sah-sah saja kan?

Bagaimana jika saya hidup seribu tahun lagi? Hmm..sebaiknya tidak sih, saya sangat menikmati waktu-waktu yang bisa saya pakai untuk menulis dan melayani seperti sekarang ini, tapi seribu tahun? Entahlah....sekali lagi ini hanya beranda-andai.

Bagian akhir dari pertanyaan ini tentunya bisa diisi sesuka anda, tergantung apa rencana dan kesukaan anda. Tapi yang pasti, pertanyaan ini mengacu pada sebuah tanda tanya besar akan akhir atau jawaban sebenarnya yang terjadi, karena dua kata ini hanya bertanya apa yang akan dialami jika terjadi seperti itu. Jadi, tidak ada kepastiannya sama sekali. Jangan terjebak.



Lama saya merenungkan hal ini. Dan saya jadi teringat ketika saya berbicara dengan seseorang yang meminta saya untuk melakukan hal yang besar, yang saya sama sekali tidak yakin akan mampu melakukannya. Dan ketika itu saya juga menyampaikan pendapat saya,’bagaimana jika saya gagal? Bagaimana jika saya tidak bisa melakukannya? Bagaimana jika saya ditolak? Bagaimana jika saya tidak lulus?’ Dan sebuah jawaban yang menarik diberikannya ketika itu. Ia memberikan pertanyaan kebalikan dari semua pernyataan saya ketika itu.

‘Bagaimana jika berhasil? Bagaimana jika setiap orang menyukaimu? Bagaimana jika kamu lulus? Bagaimana jika semua yang kamu tawarkan diterima? Apa rencanamu?’katanya. Dan jawaban itu membuat saya tertegun.

Ya..akan lebih mudah jika titik-titik itu diisi dengan suatu yang negatif sifatnya. Kegagalan, kemarahan, kekecewaan, ketakutan, kekhawatiran tentu akan mempermudah segalanya. Mengapa bisa begitu? Coba saya tunjukkan kepada anda sekarang.

“Bagaimana jika saya gagal?” jawabannya adalah “That’s it..kamu pulang dan selesai semuanya.”

“Bagaimana jika saya tidak bisa melengkapi semua pertanyaan itu?” jawabannya tentu saja “kamu tidak bisa mengikuti ujian selanjutnya.” Selesai sudah.

Tapi sekarang...

“Bagaimana jika aku berhasil mendapatkan bea siswa itu?” jawabannya adalah “kamu harus berpikir bagaimana caranya untuk bisa melewati setiap kuliah dan ujian yang ada supaya nanti kamu bisa lulus dengan nilai yang baik.”

“Bagaimana seandainya promosi ini aku dapatkan?” jawabannya adalah “kamu harus bisa membuktikan dirimu bahwa kamu memang layak untuk mendapatkan jabatan itu. Dan usahakan untuk bisa mempertahankannya.”

“Bagaimana jika pertemuan perdana ini berhasil dan mendatangkan banyak jiwa?” jawabannya adalah,”kamu harus berpikir selanjutnya, apakah tempat itu masih cukup atau tidak? Apakah masih perlu perluasan lagi atau bagaimana?”

Anda lihat sekarang? Pengisian yang positif akan membutuhkan tenaga dan usaha kita yang lebih banyak dan lebih baik supaya bisa terus naik. Sementara jawaban yang negatif cenderung menghentikan segalanya.

Kematian adalah suatu hal yang negatif tentunya. Dan itulah yang bisa diberikan oleh suatu hal yang negatif. Kematian!! Berhenti pada satu titik tertentu dan tidak ada lagi lanjutannya. Cukup hanya sampai di situ, dan dia akan membawa setiap orang pada perhentian selamanya. Tida dibutuhkan suatu usaha lebih untuk mati. Semua terhenti di satu titik dan selesai semuanya.

Tapi tidak pada kehidupan. Sebuah sel yang hidup, dia akan terus berkembang dan bergerak. Secara alamiahnya pun dia akan terus mencari cara untuk bisa mempertahankan kehidupannya dan bahkan tidak bisa dicegah pertumbuhannya.

Apa yang dunia inginkan adalah kematian dari setiap keinginan itu. Banyak cara untuk menghentikannya. Impian yang tidak terpenuhi, harapan yang mati, cita-cita yang mandul, dan hidup yang dibuatnya tidak berarti, lambat laun akan membawa orang tersebut pada kematiannya sendiri. Tidak perlu ada yang mengajari, tidak perlu ada yang mendorong, setiap keputus asaan akan menyeretnya pada kematian pada akhirnya.

Bagaimana caranya untuk membuat ‘hidup’ itu menjadi lebih hidup? Pertemukan dia dengan sebuah titik ‘pengharapan’. Pertemukan dengan ‘Cinta’ yang menyegarkan, bagaikan air di padang gurun. Kasih yang sejati akan memberikan kehidupan pada siapapun. Dan itulah yang dibutuhkan setiap manusia. Ketika ia bertemu dengan sumber pengharapan itu, dan beritakan bahwa Kasih itu memang ada, maka ‘iman’ akan mulai muncul. Sebuah dasar yang membuat kehidupan manusia bertumbuh dan hidup kembali.

“Bagaimana jika..dia bertemu dengan Sang Juru Selamat? Apa yang akan terjadi?” jawabannya adalah..”Hidup..dia akan memiliki kehidupan...”

Dua kata ini jika dipisahkan memang tidak terlalu bermakna...’bagaimana’ dan ‘jika’..tapi jika dipersatukan..’bagaimana jika’..akan menimbulkan makna yang sangat besar bedanya.

Saya bersyukur dengan selalu berusaha menjawab setiap kali dua kata ini muncul dalam keragu-raguan saya dengan mengisinya menggunakan pemikiran yang positif. Dan hal ini membawa dampak yang luar biasa dalam hidup saya.

“Bagaimana jika..saya memiliki begitu banyak waktu untuk saya isi? Apa kira-kira yang akan saya lakukan?” ...”Bagaimana jika saya bisa memiliki begitu banyak teman? Bagaimana saya membagi perhatian saya?”...”Bagaimana jika buku saya laris dan terus dicetak ulang, diterjemahkan ke dalam banyak bahasa?” ...”Bagaimana jika situs saya ini begitu diminati sehingga banyak orang ingin terlibat di dalamnya?” ...”Bagaimana jika saya banyak yang mengundang untuk bisa membagikan pengalam hidup saya ke seluruh dunia?”

Dan banyak lagi andai-andai yang lain, yang saya yakin suatu waktu akan tercapai seperti demikian. Semuanya hanya tinggal menunggu waktu. Tapi hari ini, ketika saya mempertanyakannya, saya akan mulai menyusun jawaban selanjutnya supaya pertanyaan saya tersebut menjadi sebuah pertanyaan yang akan menopang kehidupan saya selanjutnya dan memberikan gairah untuk mengisi setiap bagian kecil dari setiap hari yang Tuhan beri bagi saya.

Bagaimana dengan anda hari ini? Apakah anda bisa menjawab setiap detil pertanyaan dan setiap keragu-raguan anda sendiri? Jika anda masih bingung menjawabnya, carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaranNya, maka semua itu akan ditambahkan kepadamu. Yesus adalah sumber jawaban itu. Dia tahu seluruh jawaban dalam hidupmu. Yang menjadi masalah adalah, apakah engkau mau mengambil keputusan hari ini untuk mengatakan bahwa engkau memerlukanNya?

Bagaimana jika..Yesus itulah yang engkau perlukan hari ini? Apa jawabanmu?...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar