Rabu, 30 November 2011

KEBENARAN

“Kebenaran menjaga orang yang saleh jalannya, tetapi kefasikan mencelakakan orang berdosa.”- Amsal 13:6

Dalam Principled-centered Leadership, Stephen R. Covey mengadaptasi pandangan Mahatma Gandhi tentang tujuh dosa maut yang bila dibiarkan akan merusakkan tatanan sebuah masyarakat, bahkan sebuah bangsa. Ketujuh dosa maut tersebut adalah :

1. Wealth without work (Kekayaan tanpa usaha).
2. Pleasure without conscience (Kesenangan tanpa nurani).
3. Knowledge without character (Pengetahuan tanpa karakter).
4. Commerce without morality (Bisnis tanpa moralitas).
5. Science without humanity (Sains tanpa nilai kemanusiaan)
6. Religion without sacrifice (Agama tanpa pengorbanan).
7. Politics without principles (Politik tanpa prinsip).

Ketujuh dosa maut yang telah diadaptasi oleh Stephen R. Covey tersebut sebenarnya bermuara pada satu hal saja, yaitu ketiadaan kebenaran! Kebenaran harus menjadi dasar yang paling hakiki dalam setiap sisi kehidupan. Dalam kita bekerja atau berbisnis, kebenaran sudah seharusnya menjadi fondasi bagi kita. Jika bisnis atau pekerjaan kita tidak berdasar pada kebenaran, maka cara-cara curang, tidak jujur, ilegal, praktik kotor pun akan kita lakukan.

Based on Talent

“katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta.”- Matius 25:20

Banyak orang sudah merasa puas dengan kualitas kerja yang baik (good). Ketika seseorang sudah merasa baik, ia tidak akan pernah mengembangkan diri untuk mencapai yang terbaik (great). Apa yang menyebabkan seseorang hanya puas dalam kualitas kerja yang cukup baik (good), namun tidak pernah mengembangkan diri untuk mencapai produktifitas yang maksimal (great)? Semuanya tergantung seberapa besar kita mencintai pekerjaan kita. Semakin kita mencintai pekerjaan kita, akan timbul passion (gairah) untuk fokus, mendalami, hingga kita melakukan pencapaian yang luar biasa.

Masalahnya, bagaimana kita bisa mencintai pekerjaan kita? Sebab nyatanya tidak semua orang yang bekerja memiliki kecintaan terhadap pekerjaan yang dilakukannya, melainkan bekerja hanya sebagai sebuah kewajiban saja. Untuk mencintai pekerjaan memang bukan hal yang mudah. Namun paling tidak kita bisa mulai melakukannya dengan memiliki sikap sungguh-sungguh dan serius terhadap pekerjaan kita. Semakin kita mendalami dan semakin kita serius, maka akan tumbuh rasa cinta atau passion terhadap pekerjaan kita.

Alternatif lain agar kita bisa mencintai pekerjaan kita adalah memilih bidang pekerjaan yang sesuai dengan minat dan bakat kita. Hal inilah yang sering disebut pengembangan diri berdasarkan talenta. Sebagai langkah awal kita harus bisa mengenal peta kekuatan diri, termasuk di dalamnya kita mengetahui apa kelebihan, minat, bakat, kelemahan, kekurangan dan semuanya tentang diri kita. Setelah itu kita coba mencari bidang pekerjaan yang sesuai dengan minat, bakat dan kelebihan kita tersebut.

Kecintaan dan passion kita terhadap apa yang kita kerjakan sangat berpengaruh terhadap kualitas dan produktifitas pekerjaan kita. Dengan melakukan pekerjaan penuh cinta kita akan mencapai kualitas kerja yang terbaik (great), bukan hanya sekedar baik (good) saja. Apakah saat ini kita sudah menekuni pekerjaan kita dengan penuh cinta? Kembangkan potensi diri berdasarkan talenta Anda!

Cinta akan membuat kualitas kerja yang baik (good) menjadi yang terbaik (great).

Jawaban Doa

“...tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.?” - Lukas 22:42

Siapapun orangnya pasti akan merasa kecewa ketika doanya belum juga dijawab oleh Tuhan. Meski begitu, Allah tetap memiliki alasan dan jawaban yang tepat atas doa-doa kita. Setidaknya ada empat jenis jawaban yang akan Allah berikan pada kita, yaitu:

1. Ketika Allah berkata, "Tidak "

Mungkin permohonan doa kita tidak benar. Tidak mungkin Allah mengabulkan doa kita jika kita menginginkan kehancuran lawan bisnis. Tidak mungkin pula Allah mengabulkan doa agar orang yang kita benci celaka. Ini karena musuh-musuh yang ada sekarang bukanlah untuk kita "bunuh", namun biarlah mereka ada agar kita bisa membuktikan penerapan kasih dan kesabaran yang diajarkan Bapa kita.

2. Ketika Allah berkata , "Luruskanlah! "

Allah tentu tidak mengabulkan doa yang berkedok. Kita terus-menerus berdoa meminta rumah yang baru dengan dalih untuk tempat persekutuan namun sebenarnya untuk kepentingan pribadi dan kesombongan semata. Dengan kata lain, Allah ingin doa kita murni tanpa kebohongan.

3. Ketika Allah berkata , "Perlahankan !"

Tidak mungkin Allah memberikan pada kita suatu pabrik yang besar dengan ratusan karyawan apabila saat ini kita masih belum mampu menangani kesulitan-kesulitan kecil. Tunggulah waktu yang tepat dari Allah, itu jawabannya.

4. Ketika Allah berkata , "Silakan !"

Orang yang dapat dipercaya dan diandalkan akan memperoleh apa yang ia mohon pada Allah. Jenis orang seperti ini tidak butuh waktu lama sebab Allah berkata , " Silakan ! "

Jadi siapapun Anda, jangan pernah bersungut-sungut apabila dalam doa kita ditolak, disuruh menunggu atau diharuskan untuk berkata jujur dulu. Mari terlebih dulu kita berkaca pada diri kita sendiri, apakah doa kita memang doa yang didasari motivasi yang benar. Sebab Allah akan menjawab doa orang yang benar-benar hidup berkenan padaNya, siapapun Anda !

Motivasi Anda dalam berdoa akan mempengaruhi jawaban doa Anda

KESUNGGUHAN

“Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga,... “- Pengkhotbah 9:10

Sebelum buku Being Happy! tulisan Andrew Matthews laris sedemikian rupa, naskah tersebut sudah mengalami penolakan berkali-kali dari penerbit, apalagi buku tersebut ditulis oleh pengarang baru yang belum punya nama. Karena tidak ada yang mau, maka Andrew Matthews menggandeng penerbit kecil melakukan penjualan langsung ke konsumen! Membawa mikrofon sendiri ke hampir tiap toko buku, promosi di banyak SMU dan Universitas, di pabrik, di penjara, bahkan di mal-mal. Dari toko ke toko, dari kota ke kota, dari negara ke negara, sampai akhirnya buku tersebut memasuki pasar internasional. Ketika ditanya bagaimana ia bisa menjual buku sampai jutaan copy dan diterjemahkan dalam banyak bahasa, Andrew Matthews menjawab, “Saya promosi buku ini selama enam tahun, terbang beribu-ribu mil, berceramah 500 kali, diwawancarai ribuan kali dan .. kehilangan tas 23 kali!”

Kisah sukses yang sangat inspiratif tersebut memunculkan satu rahasia sukses yaitu kesungguhan. Setiap usaha yang dilakukan dengan penuh kesungguhan akan selalu berakhir dengan kesuksesan. Bahkan ketika usaha tersebut kelihatannya kurang berprospek, memiliki pangsa pasar yang kecil, persaingan yang ketat, bahkan marjin yang tipis, namun jika dijalankan dengan serius dan penuh kesungguhan, usaha tersebut pasti berhasil. Sebaliknya sebuah usaha dengan prospek sebagus apapun, namun jika tidak dijalankan dengan kesungguhan, hasilnya tidak akan pernah maksimal.

Usaha sekecil apapun menuntut kesungguhan, sikap yang profesional, layanan konsumen bak hotel berbintang, dan sumber daya manusia yang benar-benar berkompeten di bidangnya. Hanya dengan cara ini, usaha tersebut bisa berkembang dan menjadi besar.

Jika hari ini kita belum mencapai kesuksesan, siapa tahu itu karena diri kita yang belum memiliki kesungguhan dan belum memaksimalkan potensi diri. Firman Tuhan mengajarkan kepada kita untuk mengerjakan tugas dan pekerjaan kita dengan kualitas yang terbaik, sebab hanya itulah kunci untuk kita bisa meraih keberhasilan.

Setiap usaha selalu membutuhkan kesungguhan untuk mencapai kesuksesan.

Doa Super Ngebut

“Maria telah memilih bagian yang terbaik... “- Lukas 10:42

Saya memang berdoa secara rutin tiap hari, tapi ada kalanya doa saya super cepat dan terlihat begitu tergesa-gesa. Bukan seperti dua orang sahabat yang keasyikan ngobrol. Bukan juga seperti seorang anak yang bisa cerita panjang lebar kepada orang tuanya di meja makan. Lebih mirip seorang prajurit yang memberikan laporan kepada komandannya, singkat, cepat dan padat! Belum lagi saya tergoda untuk melirik jam dinding yang kebetulan ada di depan saya. Ketika jarum jam sudah menunjukkan angka tertentu, saya pun makin ngebut di dalam doa!

Saya biarkan kegiatan rutinitas saya termasuk pekerjaan, pelayanan dan urusan tetek bengek saya merebut waktu-waktu pribadi saya dengan Tuhan. Padahal bukankah teknologi yang ada sekarang ini sudah membantu kita untuk sedikit lebih santai? Tak perlu menulis dengan mesin ketik butut, sekarang ada komputer yang sangat hi-tech.

Ada telpon, faks, sms, e-mail dan penyedia layanan komunikasi lainnya sehingga waktu kita bisa berhemat banyak. Belum lagi urusan dapur sekarang ini menjadi begitu mudah. Ada microwave, ada rice cooker, ada kompor gas (tak perlu mencari kayu di hutan dulu), ada mesin cuci, dll. Soal makanan juga semuanya serba instan. Bukankah semua ini harusnya bisa membuat kita menjadi lebih santai?
Kenyataannya, semakin ditemukan alat-alat canggih yang mempermudah kerja manusia, maka manusia justru menjadi lebih sibuk lagi! Aneh tapi nyata. Saya mengalaminya, saya rasa Anda juga sama.

Menjadi sibuk sebenarnya tak menjadi soal, selama kesibukan kita tidak mengurangi waktu-waktu pribadi kita dengan Tuhan. Sayangnya kita susah untuk mendisiplin diri dengan memberi waktu dengan Tuhan di jaman yang serba tergesa-gesa ini. Padahal sesungguhnya hubungan kita dengan Tuhan justru menjadi kunci apakah hari-hari kita menjadi efektif. Jujur saja, saya menulis renungan ini dengan penyesalan kepada
Tuhan karena mengurangi waktu-waktu pribadi saya dengan Tuhan dan menambahnya untuk kesibukan saya secara pribadi. Berharap kita belajar seperti Yesus, di tengah padatnya jadwal pelayanan KKR dan roadshow dari kota ke kota, Yesus selalu memiliki waktu untuk berdoa dengan BapaNya. Atau sebaliknya, jangan-jangan Anda juga membaca renungan ini dengan tergesa-gesa?

Disiplin diri untuk memiliki waktu bersekutu dengan Tuhan secara pribadi.

Melakukan Yang Terbaik

“Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.” - Kolose 3:23

Pejabat kerajaan Italia mendatangi seorang tukang yang tampak teliti dan berusaha sungguh-sungguh dalam pekerjaannya. Dia bertanya kepada tukang itu., “Untuk apa kotak yang kau buat itu?” “Pot bunga, pak.” Tertarik, pejabat itu melanjutkan, “Benda itu akan diisi dengan tanah. Mengapa kamu susah-susah membuatnya begitu bagus?” “Saya menyukai hal-hal yang sempurna,” jawab orang itu. “Ah, tak seorang pun akan memerhatikan kesempurnaannya. Pot bunga tidak perlu sedemikian sempurna.” “Tapi jiwa saya membutuhkannya,” kata orang itu kembali. “Apa Tuan menganggap Tukang kayu dari Nazaret itu pernah membuat sesuatu yang lebih rendah dari kemampuan-Nya?” Dengan marah pejabat itu menajawab, “Ini hujat! Kelancanganmu layak mendapat hukuman cambuk. Siapa namamu?” “Michaelangelo, Tuan.”

Rasul Paulus dalam 1 Korintus 10:31 mengatakan, “Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.” Alkitab meminta kita memberikan yang terbaik yang bisa kita lakukan, entah dalam pelayanan, pekerjaan, dan dalam segala hal untuk kemuliaan nama Tuhan. Ya, segala hal yang perlu dilakukan harus dilakukan dengan baik. Tidak ada orang, pelanggan, atau jemaat yang tidak suka jika kita selalu berusaha memberi yang terbaik untuk mereka. Melakukan yang terbaik pada hari ini akan membawa Anda ke tempat terbaik di masa depan.

Apapun pekerjaan Anda lakukanlah sebaik-baiknya.” Hari ini, mari kita renungkan sejenak, apakah sebagai pekerja atau sebagai hamba Tuhan, selama ini kita sudah memberikan kontribusi tertinggi bagi Tuhan dan sesama? Percayalah jika Anda selalu mempersembahkan usaha yang terbaik, maka hal itu akan menjadikan Anda pemenang.

Maksimalkan Hidupmu

“Sebab jika aku lemah, maka aku kuat”. - 2 Korintus 12:10

Apa yang Anda pikirkan ketika melihat burung dalam sangkar? Apakah Anda melihat burung yang indah dan bersuara merdu? Mungkin itu benar. Tapi, pernahkah terpikir oleh kita, apakah burung itu sebenarnya senang berada dalam sangkar? Saya yakin seriang-riangnya burung tersebut menyanyi dalam sangkar, ia pasti lebih memilih terbang bebas jika ada kesempatan. Senyaman-nyamannya kurungannya, itu tetap penjara yang membatasi ruang geraknya. Buat apa diciptakan menjadi binatang bersayap, tetapi tidak bisa bebas terbang?

Burung dalam kurungan adalah gambaran tentang kehidupan yang terbatas. Jika kita hidup seperti itu, kita harus bertanya pada diri kita sendiri, bagaimana itu bisa terjadi? Alkitab lebih suka bicara tentang apa yang bisa kita lakukan, bukan apa yang tidak kita lakukan. Herannya, kita justru sering memilih pilihan kedua. Kita lebih mudah percaya bahwa diri kita tidak bisa melakukan satu hal tertentu daripada yakin bisa mengerjakannya. Dari situlah, entah bagaimana, sadar atau tidak, keterbatasan itu pun tercipta dalam diri kita. Memang, kita semua punya bekas luka dan keterbatasan, baik secara fisik atau karakter. Tapi, kita tidak boleh dibatasi luka tersebut. Justru dalam kelemahan itulah, kita harus bersukacita karena Tuhan bisa bekerja sempurna. Tanpa merasakan kekurangan, orang cenderung menjadi sombong. Orang sombong tidak akan bisa menangkap apa yang Tuhan mau secara jelas dalam hidupnya.

Jadikan hidup kita termotivasi oleh kasih-Nya, dan arahkan pandangan kita kepada-Nya. Dia adalah sumber dari segalanya. Dari Dia sajalah mengalir segala kemungkinan baik yang dapat kita terima. Kalahkan rasa takut, bersalah, dan khawatir yang menghantui hidup kita. Izinkan Dia mengajarkan kita cara hidup sesuai kehendak-Nya dan melengkapi kita dengan hal-hal yang kita perlukan. Jangan biarkan dunia membatasi ruang gerak kita.

Berpikir dan bertindaklah maksimal, karena Tuhan kita adalah Tuhan yang maksimal.

Batu Pijak

Lalu raja memberikan kedudukan tinggi kepada Sadrakh, Mesakh dan Abednego ... - Daniel 3:30

Seorang pria yang terbiasa melakukan pendakian gunung sedang berjalan-jalan dengan temannya yang baru pertama kali mendaki gunung. Jalan yang didaki itu memang tidak mudah untuk dilalui, sehingga si pemula itu mengeluh kepada pria tersebut, “Mengapa jalan ini tidak mulus, tetapi penuh dengan baru karang dan tonjolan-tonjolan?” Dengan bijak pria itu menjawab, “Tentu saja harus begitu, sebab tonjolan-tonjolan itu justru menjadi tempat kamu berpijak agar kamu bisa mendaki ke tempat yang lebih tinggi.”

Bukankah kadangkala kita bersikap seperti pendaki pemula yang mengeluhkan batu karang dan batu tonjolan itu? Kita mengeluh saat Tuhan mengijinkan “tonjolan-tonjolan” yang keras dan kasar, padahal sebenarnya lewat tonjolan-tonjolan itu kita justru akan naik lebih tinggi lagi. Daripada menghadapi tonjolan-tonjolan itu, kita lebih suka untuk meminta Tuhan memindahkan tonjolan-tonjolan itu sehingga jalan kita menjadi mulus. Kita selalu berdoa kepada Tuhan agar Ia mengangkat setiap masalah yang kita hadapi, bukannya kita berdoa agar Ia memberikan kekuatan dan kemampuan agar kita bisa berdiri di atas tonjolan-tonjolan itu!

Sangat mudah bagi Tuhan untuk mengangkat dan memindahkan tonjolan-tonjolan itu dalam hidup kita, namun jika Ia melakukannya, maka kita tidak akan pernah naik lebih tinggi, apalagi mencapai puncak rencana Allah. Baiklah kita menyadari bahwa batu tonjolan itu bukan menjadi penghalang bagi kita, melainkan sebagai batu pijakan bagi kita. Cara pandang yang seperti inilah yang membuat kehidupan rohani kita bertumbuh dan naik level!

Ingat, orang-orang yang sudah mencapai puncak selalu lebih dulu mengatasi batu tonjolan dalam hidupnya sebagai tempat pijakan. Penjara bagi Yusuf adalah batu pijakan yang menghantarnya sebagai penguasa Mesir. Gua singa bagi Daniel adalah batu pijakan yang membuatnya menjadi wakil raja Darius. Dapur api bagi Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjadi batu tonjolan yang membuat mereka justru dipromosikan Tuhan di hadapan raja Nebukadnezar. Badai dalam hidup Ayub menjadi batu tonjolan untuk menguji kualitas iman Ayub dan membuat Allah mengembalikan dua kali lipat dari apa yang pernah hilang dari hidup Ayub. Batu tonjolan seperti apa yang dapat Anda jadikan sebagai batu pijakan?

Penderitaan adalah batu tonjolan yang menjadi tempat pijakan untuk menuju puncak.

Kamis, 24 November 2011

Panggilan Atau Merasa Terpanggil Saja?

Kebanyakan dari kita terkadang tidak mengerti apakah yang sudah kita lakukan untuk Tuhan itu merupakan panggilan dalam hidup kita ataukah hanya merasa terpanggil saja.

Dalam hidup kita, seringkali kita tidak menyadari hal-hal seperti itu sehingga dengan mudah kita mengklaim bahwa yang kita lakukan itu sudah merupakan panggilan.

Merasa terpanggil, tentu mempunyai sisi positif yaitu melakukan tugas kita sepenuh hati, tapi hal itu hanya dapat bertahan sementara. Sisi negatifnya adalah hal tersebut berasal dari keinginan kita yang terselubung, atau dari rasa takut, atau dari rasa bingung, atau bahkan berasal dari rasa ingin bersaing.

Lalu bagaimana cara membedakannya? Panggilan membuat kita mendapatkan kedamaian yang dashyat saat melakukannya dan membuat jiwa kita beristirahat. Mungkin ketika Piter dipanggil, dia belum merasakan itu panggilannya. Yesus bertanya sampai tiga kali padanya, “Apakah engkau mencintai-Ku?” Itulah motivasi utama kita dalam melayani Yesus, karena mencintai-Nya. Setelah itu, ketika dihadapkan dengan cobaan berat, Piter malah dengan berani memberitakan tentang Yesus sampai rela mati sama seperti Gurunya mati.

Yudas tentu saja hanya merasa dipanggil saja. Alkitab mengatakan dia kecewa dengan wanita yang menuangkan minyak yang mahal untuk Yesus di Yoh 12:6 padahal memang kita harusnya seperti itu terhadap Yesus. Memberikan yang terbaik dari diri kita. Dampaknya sungguh bertolak belakang ketika kita memang melakukan panggilan itu atau hanya terpanggil saja. Yudas akhirnya gantung diri dan tidak menikmati uang yang dia dapatkan. Sebaliknya, Piter ataupun murid-murid Yesus lainnya menyelamatkan ribuan jiwa.

Akibat yang kita rasakan mungkin tidak sedramatis itu. Namun, tetap ada dampaknya.

Ketika itu panggilan kita, maka dengan berani kita katakan, “Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus.” (Fil 3:8) Kata-kata seperti ini akan ada di dalam hati kita bila memang kita mengerjakan panggilan yang sudah Yesus berikan di dalam hati kita, panggilan apapun itu.

Kekuatan dan Kelemahan

Alkisah, di sebuah kota kecil di Jepang, terdapat seorang anak yang lengan kirinya buntung, tetapi ia sangat menyukai beladiri judo, dan sudah mengikuti latihan di sebuah dojo.

Selama berlatih, sang guru hanya mengajarkan satu jurus saja. Walaupun jurus itu termasuk sukar untuk dikuasai, anak ini merasa tak puas, karena ia melihat murid-murid lainnya mempelajari bermacam-macam teknik. Akhirnya setelah 6 bulan, ia tak kuasa lagi menahan kesabarannya.

Lantas ia menemui sang guru; "Sensei, bolehkah aku bertanya? Mengapa selama 6 bulan ini aku hanya berlatih jurus ini saja".

Gurunya hanya menjawab singkat "Karena engkau murid yang istimewa dan hanya jurus ini yang engkau perlukan"

Ia tak berani lagi bertanya dan memilih untuk berlatih dengan tekun. Semakin lama jurus itu semakin dikuasainya dan mendarah daging dalam dirinya. Tak ada seorangpun yang semahir dia dalam menggunakan jurus tersebut.

Setahun kemudian, sang guru menyertakan dirinya dalam kejuaran nasional di ibukota. Walaupun merasa pesimis dan minder, ia menuruti permintaan sang guru dan mereka berangkat ke ibukota.

Kejuaraan dimulai. Di luar dugaannya, dengan mudah ia bisa menjatuhkan dan mengunci lawan-lawannya. Babak demi babak ia lalui, sampai akhirnya ia harus menghadapi juara tahun lalu di babak Final. Walau memakan waktu cukup lama dan menguras tenaganya, lagi-lagi ia berhasil memenangkan pertandingan.
Dalam perjalanan pulang, sembari membahas dan mengevaluasi pertarungannya, sang anak melakukan Hansei (perenungan) bertanya kembali.

"Sensei, saya heran, mengapa hanya bermodal satu jurus ini saja saya bisa memenangi pertandingan. Saya masih belum mengerti ucapan Sensei dulu, apa istimewanya saya dan mengapa hanya satu jurus ini?"
Sang Sensei (Guru) tersenyum dan berkata;

"Muridku, Cara bertarung setiap orang adalah unik, tergantung dari kekuatan dan kelemahannya. Praktisi beladiri perlu mempelajari berbagai teknik dan jurus sampai akhirnya ia menemukan kekuatan dan kelemahannya dan akhirnya memilih teknik dan jurus yang sesuai, yaitu teknik-teknik yang memanfaatkan kekuatanya dan menutupi kekurangan atau bahkan mengubahnya sebagai kekuatan".

"Engkau istimewa, karena kekuranganmu sudah jelas. Sehingga tak perlu engkau menghabiskan waktu mempelajari berbagai jurus dan teknik yang sudah pasti tidak engkau perlukan. Dan jurus itu paling cocok bagimu, karena selain jurus tersebut salah satu jurus tersulit dalam Judo, satu-satunya cara untuk menghadapinya adalah dengan mengunci lengan kirimu".

Kadang orang mengira bahwa kekurangannya merupakan hukuman, kutukan dan menyesalinya. Padahal, di dunia ini banyak sekali terdapat kemungkinan dan tak mungkin semuanya diraih. Orang-orang yg memahami kekurangannya seharusnya bisa menyadari hal-hal yang mustahil ia lakukan dan tak membuang waktu percuma untuk mengejarnya.

Dan orang-orang yang juara adalah orang-orang yang menggunakan semaksimal kekuatannya dan juga berhasil menggunakan kelemahannya juga sebagai kekuatan.

Sumber : renungan harian kita

57 Sen Yang Berharga

Seorang gadis kecil berdiri terisak di pintu gereja kecil, ia baru saja ditolak masuk ke gereja tersebut karena "sudah terlalu penuh". Seorang pastor lewat di dekatnya dan menanyakan kenapa si gadis kecil menangis. "Saya tidak dapat ke sekolah minggu." kata si gadis kecil. Melihat penampilan gadis kecil yang kotor dan tidak terurus, sang pastor mengerti sebab penolakan si gadis kecil untuk ke sekolah minggu. Segera dituntunnya gadis kecil itu ke ruang sekolah minggu di gereja dan dicarikannya tempat duduk yang masih kosong.
Sang gadis kecil begitu tergugah perasaannya, sebelum tidur ia selalu memikirkan anak miskin lainnya yang senasib dengannya, yang seolah tidak mempunyai tempat untuk memuliakan Tuhan Yesus. Sejak saat itu, gadis kecil itu berkawan dengan sang pastor. Dua tahun kemudian, si gadis kecil meninggal di tempat tinggalnya di daerah kumuh. Orang tuanya meminta bantuan sang pastor yang baik hati untuk prosesi pemakaman yang sangat sederhana.
Saat pemakaman selesai dan kamar tidur si gadis kecil dirapikan, orangtuanya menemukan sebuah dompet lusuh, kumal dan sobek-sobek. Dompet tersebut kemungkinan adalah dompet yang ditemukan oleh si gadis kecil di tempat sampah.
Dalam dompet lusuh tersebut, ditemukan uang sejumlah 57 sen dan secarik kertas bertuliskan tangan yang ditulis oleh gadis kecil itu, isinya "Uang ini untuk membantu pembangunan gereja kecil agar gereja tersebut dapat diperbesar sehingga lebih banyak anak-anak bisa datang ke Sekolah Minggu." Selama 2 tahun, sejak ia tidak dapat masuk ke gereja itu, si gadis kecil menabungkan uangnya sampai sejumlah 57 sen untuk suatu maksud yang sangat mulia.
Ketika sang pastor membaca catatan kecil ini, matanya sembab dan ia sadar apa yang harus diperbuatnya. Dengan berbekal dompet tua dan catatan kecil itu, sang pastor berusaha memotivasi para pengurus dan jemaat gerejanya untuk meneruskan maksud mulia si gadis kecil untuk memperbesar bangunan gereja.
Meskipun kita telah menjadi Kristen yang begitu taat, seringkali kita masih melihat penampilan seseorang dan menolak kehadiran orang tersebut karena penampilannya yang amburadul.
Dalam Alkitab dikatakan, “Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu, dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur, untuk mendudukkan dia bersama-sama dengan para bangsawan, dan membuat dia memiliki kursi kehormatan. Sebab Tuhan mempunyai alas bumi; dan di atasnya Ia menaruh daratan.” (1 Sam 2:7)
Sumber : generasi minyak anggur/lh3

Pria Kaya dan Harta Warisannya

Pada suatu kali, hiduplah seorang pria yang memiliki banyak harta di seluruh Amerika Utara. Kekayaannya tak ternilai jumlahnya. Ia memiliki rumah seharga jutaan dolar, tanah, barang antik dan bahkan ternak. Tapi meskipun di luar ia memiliki semua, di dalam dirinya ia merasakan kesedihan. Istrinya sudah tua, dan mereka tetap tak punya anak. Padahal ia selalu menginginkan anak kecil agar ada yang dapat melanjutkan warisan keluarga.
Ajaibnya, di saat sudah putus asa, setahun kemudian istrinya hamil, dan berhasil melahirkan seorang anak kecil. Anak itu cacat, tapi pria tersebut mencintainya dengan segenap hatinya. Ketika anak tersebut berusia lima tahun, ibunya meninggal. Sang ayah pun semakin dekat dengan anak istimewanya itu. Saat berusia 13, buah hati yang dilahirkan dengan fisik terbatas itu menghembus nafas terakhir, dan tidak lama kemudian sang ayah pun ikut meninggal.
Oleh karena harta yang dimiliki keluarga pria ini sangat banyak maka pihak pengacara keluarga yang diberikan otoritas untuk melakukan pelelangan, pun melakukan tugasnya. Ratusan penawar datang pada acara itu. Item pertama yang ditawarkan pun keluar oleh pihak pelelang yakni sebuah lukisan yang dibuat sendiri oleh anak yang istimewa di keluarga itu ketika ia masih hidup. Namun hingga setengah jam berlalu, tidak ada satu pun tawaran.
Tiba-tiba seorang pembantu rumah tangga yang bekerja di keluarga pria itu mengangkat tangan dan menawarkan 5 dollar Amerika Serikat untuk lukisan yang sebenarnya kurang bagus tersebut. Sebelum mengetok palu tanda bahwa proses penawaran telah ditutup, juru lelang merobek bagian belakang gambar dan mengambil sebuah surat yang ada di dalamnya. Semuanya terdiam ketika juru lelang membacakan isinya.
"Untuk orang yang berpikir bahwa membeli lukisan anak saya ini adalah cukup bagi dirinya maka untuk orang inilah saya memberikan seluruh kekayaan saya"
Sesaat kemudian, juru lelang memukulkan palu sebagai acara lelang telah berakhir. Kerumunan orang yang telah datang dari pagi itu pun pulang dengan kecewa karena mereka tidak bisa memiliki harta pria jutawan tersebut.
Banyak dari kita yang datang kepada Bapa untuk memperoleh berkat-berkatNya, tetapi sedikit dari kita yang mengetahui rahasia sebenarnya bagaimana kita bisa mendapatkan itu.
Bergaul lah karib dengan Tuhan Yesus maka kekayaan sejati yang dimiliki Bapa akan Anda terima di dalam kehidupan Anda waktu demi waktu.
Sumber : christianstories/bm

Pendaki Sejati

Mari, kita naik ke gunung Tuhan ... dan supaya kita belajar menempuhnya.- Yesaya 2:3

Tak semua orang yang mendaki gunung disebut pendaki sejati. De Chardin, seorang motivator ternama, punya cerita tentang tiga kelompok orang yang mendaki gunung. Kelompok pertama memulai petualangannya dengan semangat yang luar biasa. Namun sayang, di tengah perjalanan mereka mulai menggerutu karena lelah dan hawa dingin yang begitu menusuk. Tak lama kemudian mereka memutuskan untuk kembali dan pulang karena merasa pendakian itu terlalu berat. Kelompok kedua berhasil naik lebih tinggi dari kelompok yang pertama. Mereka sangat senang dengan pemandangan yang dapat mereka nikmati, itu sebabnya mereka memutuskan untuk berhenti di tempat itu saja. Buat apa mendaki lebih tinggi kalau di tempat itu mereka sudah melihat pemandangan yang cukup bagus?
Kelompok ketiga adalah adventurir sejati! Meski letih, mereka terus melanjutkan perjalanan sampai ke puncak. Di tengah perjalanan, mereka sebenarnya sudah menemukan pemandangan yang cukup indah. Keletihan yang mereka rasa sebenarnya menggoda mereka untuk berhenti di situ, namun mentalitas mereka sebagai pendaki sejati mengatakan bahwa tujuan mereka bukanlah tempat itu, tujuan mereka adalah sampai di puncak!
Beberapa orang Kristen punya mentalitas seperti pendaki yang pertama. Awal mula mengikut Yesus mereka sangat bersukacita dan punya semangat yang luar biasa, namun di saat kesulitan dan tekanan hidup mulai datang begitu mudahnya kita meninggalkan Tuhan dan kembali ke hidup lama kita. Kelompok orang Kristen yang kedua merasa sudah cukup baik, cukup suci dan cukup rohani, jadi mereka memutuskan untuk berhenti di area mediokritas itu tanpa menyadari bahwa sebenarnya mereka bisa lebih maksimal di dalam Tuhan. Kalau kita sudah puas dengan sesuatu yang baik maka kita tidak akan pernah melihat yang terbaik!
Kelompok ketiga adalah orang Kristen sejati! Jalan yang harus mereka daki bukanlah jalan yang mudah. Penderitaan, masalah dan tekanan hidup mencoba menghentikan langkah mereka. Tempat-tempat yang menyenangkan juga mencoba menahan mereka untuk berhenti di situ. Namun orang Kristen sejati tak akan pernah berhenti sebelum mencapai puncak dan mencapai yang terbaik! Seperti apakah tipe kekristenan kita?
Seorang juara adalah mereka yang tidak dapat dihentikan oleh kemenangan maupun kekalahan.

Anda Mau Mencari Untung Dari Penyembahan?

Sangat umum bagi jemaat yang datang ke gereja berpikir bahwa pelayanan di gereja adalah tentang mereka – membawa orang diselamatkan, belajar kebenaran firman Tuhan, mendapatkan inspirasi untuk bertahan selama satu minggu lagi, mendapatkan pengampunan dosa, memberikan persembahan untuk mendukung pelayanan.
Apakah ada yang salah dengan semua itu? Tentu saja tidak. Tapi jika kita ke gereja untuk melakukan semua itu, kita bisa melakukannya. Tapi kita bukan melakukan penyembahan. Warren Wierbe berkata, “Jika Anda menyembah karena upah, hal itu tidak akan sepadan.”
1. Penyembahan, pemuridan, memberi dan berdoa, bagian dari penyembahan
Para murid menyembah pada waktu hari Pantekosta ketika mereka di baptis Roh Kudus mereka dibawa ke jalan untuk bersaksi (Kisah Rasul 2). Yesaya di Bait Allah menyembah ketika Tuhan menyatakan diri-Nya dan mengampuni dosanya dan memanggil Yesaya untuk menjadi nabi bagi umat Israel (Yesaya 6).
2. Sembah dan tinggikan Tuhan dengan cara yang Alkitab katakan
Berilah kepada TUHAN kemuliaan nama-Nya, bawalah persembahan dan masuklah menghadap Dia! Sujudlah menyembah kepada TUHAN dengan berhiaskan kekudusan. ( 1 Tawarikh 16:29). Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran. (Yohanes 4:24)
Artinya kita harus menyembah Tuhan dengan totalitas, bukan hanya dengan bibir kita tapi dengan tubuh, jiwa, dan roh. Kita bisa mengklaim sesuatu sebagai ibadah, namun penilaian di lakukan oleh Tuhan, dan Dia tidak senang hanya penampilan luar atau sekedar ritual saja, Tuhan ingin totalitas kita.
3. Kitalah yang menentukan apakah kita akan menyembah ketika memasuki Rumah Tuhan atau tidak
Jangan salahkan pendeta jika Anda tidak menyembah. Dia tidak bisa melakukannya untuk Anda. Tidak ada yang bisa menggantikan saya makan agar saya bisa merasa kenyang, demikian juga tidak ada yang bisa menggantikan kita menyembah Tuhan.
Tidak ada seorang pun yang bisa mendikte kita apakah kita harus menyembah atau tidak, itu adalah keputusan pribadi Anda. Anda bertanggung jawab secara pribadi atas penyembahan Anda kepada Tuhan.
Yesus berkata kepada Martha saudarinya, “Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.” (Lukas 10:42). Waktu yang kita khususkan untuk Tuhan, adalah sesuatu yang abadi yang tidak bisa diambil dari kehidupan kita.
4. Penyembahan adalah kata kerja
Penyembahan adalah sesuatu yang kita lakukan, bukan sesuatu yang orang lain lakukan untuk kita. Bahkan dalam kondisi yang sangat buruk, Paulus dan Silas masih bisa menyembah, mereka menyembah ketika di penjara dan dibelenggu (Kisah Rasul 16:25).
Penyembahan bukanlah agar kita merasa enak, namun untuk menyenangkan Tuhan. Mari rendahkan hati kita di hadapan Tuhan dan datanglah kepada-Nya dengan membawa persembahan syukur kita.

Makanan Terpenting Dalam Hidup

Ernest Campbell, seorang mantan dosen dari Union Theological Seminary di New York menceritakan kisah seorang wanita yang membeli seekor burung kakak tua di toko hewan peliharaan setempat karena merasa kesepian. Tetapi setelah beberapa hari , ia kembali ke toko itu dan mengeluh, "Burung kakak tua ini belum berkata-kata sepatah katapun!"
"Apakah burung itu punya sebuah cermin?" Tanya si pemilik toko. "Burung kakak tua suka melihat diri mereka sendiri di cermin." Akhirnya wanita itu membeli sebuah cermin dan kembali pulang.
Esok harinya, ia kembali ke toko karena burung itu masih belum bersuara.
"Bagaimana dengan sebuah tangga?" Tanya si pemilik toko. "Burung kakak tua senang naik turun tangga." Lalu wanita itu membelikan sebuah tangga untuk si burung kakak tua. Tetapi burung itu masih saja diam seribu bahasa.
Untuk kesekian kalinya wanita ini mendatangi toko hewan itu. Kembali si pemilik toko memberikan sebuah saran, "Apakah burung itu memiliki sebuah ayunan?" Tanya pemilik toko. Burung suka bersantai di ayunan." Si wanita itu membelikannya sebuah ayunan.
Keesokan harinya ia kembali ke toko tersebut untuk memberi tahu pemilik toko bahwa kakak tuanya sudah mati. "Saya sangat prihatin mendengar kabar itu," kata pemilik toko. "Apakah burung itu pernah mengatakan sesuatu sebelum ia mati?"
"Ya," jawab wanita itu. "Burung itu berkata,'Tidakkah mereka menjual makanan di sana?'"
Pelajaran dari kisah tersebut, kata Champbell, adalah bahwa mungkin kita membeli cermin untuk berdandan, tangga untuk dapat naik lebih tinggi, dan ayunan di mana kita bisa mencari kesenangan, tetapi seringkali kita mengabaikan untuk memberi makan jiwa dan roh kita.
Untuk bertumbuh dan berkembang, berilah makan jiwa dan roh Anda, bukan hanya tubuh Anda.
Allah ingin anak-anak-Nya bertumbuh menjadi serupa dengan Kristus (Roma 8:29), untuk itu kita harus memperbaharui pikiran kita setiap hari dengan kebenaran firman Tuhan(Roma 12:2).
Inilah makanan yang sehat bagi jiwa dan roh kita, firman Tuhan.
Banyak orang menghabiskan berjam-jam di depan tv, dan memberi makan jiwa dan roh mereka dengan berbagai hal yang sia-sia. Itu adalah junk food bagi jiwa dan roh Anda.
Ganti menu harian Anda, gunakan waktu-waktu di mana Anda duduk di depan tv dengan merenungkan kebenaran firman Tuhan (Yosua 1:8).

Memuaskan Jiwa yang Lapar

P
ernahkah Anda merasa mengidam-idamkan sesuatu? Anda mencari sesuatu yang bisa memuaskan keinginan Anda. Misalnya saja, Anda saat ini ingin sekali makan snack, sedangkan snack itu belum ada di rumah. Atau misalnya Anda mengidamkan kue bolu yang manis dan lembut itu, tapi harus beli dimana? Rasa ingin yang seperti itu seringkali tidak mau pergi sampai Anda makan apa yang Anda inginkan saat itu. Hal ini juga mengingatkan kita akan rasa lapar untuk dipuaskan dalam hal lain, yaitu pemuasan jiwa.
Dalam Ibrani 11:6 dikatakan, “Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.” Sungguh-sungguh mencari Dia adalah sama artinya dengan mencari kepuasan di dalam-Nya. Ada saat dimana kita akan mencari lebih dari apa yang ditawarkan dunia. Bisa jadi kita sudah mendapatkan pekerjaan yang kita sukai, pasangan, teman-teman, dan pelayanan. Tapi, masih ada sesuatu yang di dalam kita mencari sesuatu.
Sayangnya, ketika sedang melakukan pencarian, kita mencari hal-hal lain di luar Tuhan sebelum kita menyadari bahwa pemenuhan itu hanya bisa dilakukan oleh Tuhan di dalam diri kita. Karena itu, ketika ‘rasa lapar’ itu menyerang Anda, cobalah untuk menghabiskan waktu bersama Juru Selamat Anda. Biarlah jiwa Anda diberi ‘makan’ oleh-Nya. Pertanyaanya, apakah Anda sering merasa ‘lapar’ akan Yesus seperti rasa lapar Anda akan benda-benda lain? Karena percayalah, rasa lapar akan Yesus satu-satunya hal yang dapat memuaskan Anda, khususnya jiwa Anda. Dalam situasi apapun kehidupan kita sekarang, Tuhan sudah siapkan kehidupan yang berkelimpahan yang dijanjikan-Nya melalui Alkitab sampai akhirnya kita bisa menjangkau-Nya. Carilah Dia sekarang juga.

Minggu, 16 Oktober 2011

Mengakui Kelemahan

..."Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna."...- 2 Korintus 12:9

Suatu kali ketika kantor kami tengah mencari seorang tenaga administrasi, saya mewawancarai beberapa orang pelamar. Dari begitu banyak pelamar yang saya temui, ada satu orang yang sangat unik. Ketika pertanyaan “Apa kelebihan yang Anda miliki?” dilontarkan, dia mampu memberikan serentetan jawaban yang cukup baik. Namun anehnya ketika diminta menyebutkan kelemahannya, tak ada satupun yang disebutkannya. Sungguh mengherankan melihat orang yang bisa melihat begitu banyak kelebihan yang dimilikinya, namun tak dapat menemukan satu pun kelemahan dalam dirinya. Bagi saya, hal itu justru menjadi nilai buruk dalam hasil wawancara.

Nobody is perfect. Tak ada seorang pun manusia yang sempurna selain manusia-Allah Yesus Kristus. Setiap orang memiliki kelemahan. Bahkan Superman pun punya krypton. Ketidakmampuan kita melihat kelemahan diri sendiri justru merupakan kelemahan kita yang terbesar. Ketika kita memandang diri kita sebagai sosok yang sempurna, berarti kita tidak akan pernah terpacu untuk memperbaiki diri. Bagaimana kita bisa mengurus perbaikan diri bila kerusakannya saja tidak bisa kita lihat?

Bagaimana ciri-ciri orang yang tak mampu melihat kelemahan diri? Ketika mendengar khotbah disampaikan membahas dosa/kelemahan tertentu, kita langsung teringat kepada orang lain. Dengan cepat kita melihat kelemahan si Anu atau si Itu sehingga lupa untuk introspeksi diri sendiri. Saat menemukan orang lain berbuat salah, kita marah besar atau kecewa berat. Kita sulit menolerir kelemahan orang lain karena kita selalu menganggap diri lebih baik atau lebih mampu dari mereka. Kita bahkan jadi sulit mengampuni dan lupa bahwa diri kita ini pun manusia berdosa yang masih membutuhkan pengampunan dari Tuhan. Waktu kita mendapatkan teguran atau nasihat kita langsung tersinggung. Alih-alih menerima saran mereka, kita malahan menganggap mereka sedang membesar-besarkan masalah dan sengaja ingin menjatuhkan kita. Kita perlu belajar menyadari kelemahan diri dan meletakkannya di kaki Tuhan untuk disempurnakan dalam kasih-Nya.

Perbaikan diri dimulai dari kemampuan untuk melihat kelemahan diri.

Rabu, 12 Oktober 2011

SPIRITUAL LIFE FOR PROFESSIONAL JOB


1. Kode Etik

beberapa waktu lalu, berita mengabarkan Rafael Cedeno, seorang gembong mafia dan ketua kartel narkoba meksiko tertangkap dan diadili kepolisian setempat. dalam pemeriksaanya itu, Cedeno menjelaskan bahwa di dalam kelompoknya ada sebuah aturan kode etik yang arus disepakati semua anggotanya. uniknya, salah satu kode etik mafia narkoba itu adalah "meghindari minuman keras dan memakai narkoba serta setia pada istri dan keluarga". ya, ironis bahwa penjahat justru punya kode etik yang lebih positif dibanding profesi lain yang dianggap bersih dan mulia.
dalam tiap profesi, bisa dikataan selalu ada yang namanya kode etik atau yang juga disebut etika profesi. seorang wartawan misalnya tidak boleh menerima apalagi meminta uang dari narasumber yang ia liput. seorang penulis hanya boleh mengutip tulisan orang lain sebanyak sekian persen dari keseluruhan tulisan yang ia buat. atau seorang dokter tidak boleh mempublikasikan penyakit pasiennya tanpa persetujuan si pasien atau keluarganya. itulah beberapa contoh kode etik. kode etik ini tentu berbeda bagi tiap profesi, bahkan tiap negara. sama-sama menulis, tapi seorang wartawan justru dituntut banyak mengutip. sedangkan penulis buku kadang bisa menjadi ghost writer (penulis bayangan), misalnya menulis biografi seseorang yang memang membayarnya untuk itu.


2. Tiga Setan??
Monty Burns, tokoh dalam seial kartun dewasa the simpsons adalah gambaran dari pembisnis yang kejam dan serakah. meski hanya tokoh kartun, tapi ada satu kutipannya yang cukup mewakili paradigma dunia bisnis saat ini. kutipan itu berbunyi " Keluarga, agama, dan teman. inilah tiga setan yang harus dienyahkan jika anda mau sukses berbisnis!". Ya, ada sebagian orang menganggap keluarga dan teman bisa menjadi penghambat sukses, misalnya jika mereka berhutang, menjadi tanggungan dll. sementara agama, wah jangan bawa-bawa Tuhan kalau soal bisnis! Begitulah paradigma sebagian orang. Tapi, benarkah sukses tanpa ketigannya adalah sukses yang sebenarnnya?
menurut pandangan saya, kesuksesan sejati justru tidak bisa dilepaskan dari tiga hal yang disebut "setan" di atas. apa artinya bisnis kita sukses namun keluarga kita hancur berantakan. apa gunanya kita kaya secara materi tapi miskin rohani? sebaliknya, menurut saya, keluarga, agama dan teman justru adalah "tiga malaikat" bagi sukses kita. keluarga bisa menjadi suporter bagi kita, sekaligus menjadi motivasi yang sangat kuat bagi kita untuk meraih kesuksesan. agama punya peran sangat vital untuk mendukung kesuksesan kita. di saat kita mengandalkan Tuhan, di situlah Tuhan menyatakan hal-hal yang dasyat dalam bisnis atau karir kita. faktor teman atau networking juga menjadi salah satu alat untuk membantu kita meraih sukses. tanpa teman atau networking, sesungguhnya kita susah meraih keberhasilan.


3. Nilai Konsistensi

Mark Jackson, marketing manager pizza hut, mengatakan bahwa tanggung jawabnya adalah untuk memastikan setiap cabang pizza hut beoperasi dengan baik. salah satu poin penting dalam tugasya adalah memperhatikan produk baru yang keluar. ia harus memberi perhatian saksama pada setiap produk baru tersebut, apakah layak atau tidak untuk dipasarkan. berbicara tentang produk, tentu berkaitan erat dengan kualitas. menurut jackson, aspek terpenting dalam menjaga kualitas produk adalah konsistensi. di cabang Pizza Hut manapun, pelanggan harus mendapatkan kualitas cita rasa, ciri khas, hingga bentuk pizza yang sama menurut jenisnya. kekuatan konsistensi inilah poin terpenting yang harus diperhatikan dalam menjaga kualitas produk.

4. Hati-hati Virus
Dulu bill gates punya mimpi bahwa akan ada komputer di setiap rumah. hari ini kita melihat bahwa hampir tiap orang bisa mengoperaskan komputer, bahkan makin banyak orang yang memiliki komputer di rumahnya. karena itu, jika saya memakai beberapa istilah komputer, tentunya anda bisa mengerti, bukan? tahukah anda bahwa cara kerja otak itu sangat mirip dengan komputer? sebutlah komputer dengan spesifikasi paling canggih sekalipun, misalnya Core2Duo dengan prosesor paling hebat. apakah itu jaminan bahwa performa komputer tersebut benar-benar maksimal? nyatanya juga tidak. hal itu juga sangat dipengaruhi apakah komputer kita bebas virus.
bayangkan anda punya komputer yang hebat tapi terjangkit virus, maka bisa dipastikan bahwa kinerja komputer tersebut akan lambat, bisa hang atau error, atau bahkan bisa menimbulkan kerusakkan yang serius bagi data-data kita. seperti halnya komputer rawan dengan virus, demikian juga halnya dengan pikiran kita. jika kita tidak selalu melakukan scanning terhadap informasi yang masuk, bisa-bisa tanpa kita sadari kita telah memasukkan virus-virus negatif yang akan melemahkan semangat kita, meracuni hati kita, membunuh impian kita, bahkan membuat kita error dan berhenti di tengah jalan.

5. 30 Days Test
Stephen Covey, penulis buku "7 Habits of Highly Effective People" memberikan nasehat yang baik untuk mendisiplinkan diri. Covey menyebutnya '30 Days Test, nasehatnya adalah: buatlah tujuan atau komitmen selama 30 hari. misalnya, anda akan berolah raga rutin selama 30 hari, anda akan tetap berpikir positif selama 30 hari atau anda akan membaca kitab dan doa tiap pagi selama 30 hari, dll. bila kita melakukannya secara rutin selama 30 hari berturut-turut, kita akan menjadi terbiasa dengan hal itu, bila anda gagal sebelum 30 hari, ulangi komitmen anda dan mulai dari hari pertama lagi.

http://motivator-spirit-077.blogspot.com/

Senin, 10 Oktober 2011

Efek Mozart

Ketika mereka mulai bersorak-sorai dan menyanyikan nyanyian pujian, dibuat TUHANlah penghadangan terhadap bani Amon...- II Tawarikh 20:22

Musik adalah bahasa universal yang memberikan pengaruh luar biasa. Ada sebuah penelitian untuk mengamati sejauh mana pengaruh musik untuk sebuah pertumbuhan. Dua tanaman yang berjenis sama ditempatkan pada ruangan terpisah. Ruangan yang pertama diberikan iringan musik klasik Johan Sebastian, sementara ruangan yang lain diberikan musik rock dengan distorsi yang keras dan memekakkan telinga. Selang beberapa waktu kemudian didapati bahwa hasil tanaman yang diiringi musik klasik tumbuh lebih subur, sementara tanaman yang lain kurang baik.*

Tulisan ini tentu saja bukan bermaksud menunjukkan bahwa musik klasik lebih bagus daripada musik rock. Tulisan ini hanya ingin mengingatkan bahwa musik itu punya pengaruh yang luar biasa. Kita tentu tahu apa yang disebut dengan efek Mozart, sebuah terapi pertumbuhan emosional bayi di dalam kandungan melalui musik klasik, yang menyatakan sebuah fakta bahwa musik bisa mempengaruhi bayi yang masih di dalam kandungan sekalipun.

Jika musik sekuler saja bisa memberikan pengaruh, tentu saja musik rohani memberikan pengaruh yang lebih besar lagi. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa pujian penyembahan memberikan pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan orang percaya. Pujian kepada Tuhan membuat kita lebih intim dan dekat kepada-Nya. Pujian kepada Tuhan bisa membangkitkan semangat, pengharapan dan iman, memberikan kekuatan yang baru, penghiburan di kala susah, kelegaan di waktu kesesakan dan kesegaran di masa kekeringan. Jangan pernah meremehkan pujian penyembahan. Jangan menganggap bahwa pujian penyembahan hanya sebuah bagian dari liturgi gereja, atau bahkan kita menganggapnya tak lebih dari bumbu penyedap di dalam sebuah ibadah. Tentu saja itu adalah pemikiran yang sangat keliru. Justru kita harus tahu bahwa pujian penyembahan adalah salah satu cara untuk kita menarik hadirat Tuhan dan kuasa-Nya turun di tengah-tengah kita.

Hadirkan kuasa dan hadirat Tuhan melalui pujian penyembahan.

Jumat, 07 Oktober 2011

Jangan Kuatir

Bacaan: Lukas 12:22-32 Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu,...- Lukas 12:22 Kekuatiran menjadi momok bagi kebanyakan orang. Ada banyak hal dalam hidup ini yang membuat kita kuatir, misalnya : persoalan dalam pekerjaan, rumah tangga, masalah ekonomi, sakit penyakit yang kita derita, dll. Sebagai anak Tuhan kita bisa kuatir, tapi tidak boleh dikuasai kekuatiran. Seperti peribahasa Cina kuno berkata, “Biarkan burung-burung terbang di atasmu, tapi jangan ijinkan burung-burung itu membuat sarang di atas kepalamu.” Ada beberapa alasan mengapa kita sebagai anak Tuhan tidak boleh kuatir. Satu, sebab Tuhan telah memberikan yang paling berharga (ay. 23). Hidup itu lebih penting dari makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian. Hidup adalah pemberian Tuhan yang paling berharga. Bahkan Anak-Nya yang paling Dia kasihi juga telah diberikan kepada kita, masakan Dia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita. (Roma 8:32) Dua, sebab kita berharga di mata Tuhan (ay 24). Dalam ayat itu dikatakan “ .... Betapa jauhnya kamu melebihi burung-burung itu !” Jika burung-burung gagak berharga bagi Tuhan, terlebih kita umat-Nya. Sesuatu yang berharga pasti dijaga, dilindungi dan dipelihara. Tuhan pasti menjaga, melindungi dan memelihara kita, sebab kita berharga di mata-Nya. Tiga, karena kekuatiran tidak ada gunanya (ay. 25, 26). “Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya menambahkan sehasta pada jalan hidupnya.” Kekuatiran tidak bisa mengubah situasi dalam hidup kita. Apakah dengan menjadi kuatir kita bisa menyelesaikan masalah? Tentu saja tidak, sebaliknya kekuatiran justru akan menambah masalah. Keempat, sebab Tuhan bertanggungjawab atas hidup kita (ay 29, 30). Ia adalah Bapa yang baik dan bertanggungjawab atas kehidupan umat-Nya. Mustahil Ia menterlantarkan kita umat-Nya. Kelima, jika kita kuatir berarti kita tidak mempercayai Tuhan (ay.28). Kuatir berarti kita tidak percaya bahwa Tuhan sanggup memelihara kita. Kuatir berarti kita meniadakan Tuhan dan menganggap Ia tidak mampu, oleh sebab itu kuatir tidak dikehendaki Tuhan. Kekuatiran tidak akan menyelesaikan masalah, justru akan menambah masalah baru kepada kita.

Selasa, 04 Oktober 2011

Lingkaran Doa

Senang rasanya bila ada orang yang mendoakan kita. Terlebih disaat kita sedang mengalami kesulitan, sakit, pergumulan atau apa saja yang tidak dapat kita tanggung sendiri. Doa bukan sekedar kata-kata indah yang kita ucapkan atau panjatkan kepada Tuhan, terlebih bila disertai dengan iman dan keyakinan akan menghasilkan kekuatan yang luar biasa. Sebuah doa yang dipanjatkan dengan tulus juga akan sangat menyejukkan bagi orang yang mendengarnya, terlebih bagi orang yang sedang didoakan. Ia dapat merasakan kekuatan baru, empati, perhatian dan rasa sepenanggungan dari orang yang mendoakannya. Ia akan makin menyadari bahwa ia tidak berjalan sendirian ketika sedang menghadapi berbagai-bagai kesulitan. Sebuah doa, ternyata bukan sekedar kata-kata... Sebuah doa, ternyata memiliki kuasa yang luar biasa... Sebuah doa, ternyata mengandung janji dan pengharapan... Sebuah doa, ternyata mampu mengubah segala sesuatu... Sebuah doa, ternyata dapat membuat yang mustahil menjadi kenyataan... Hari ini kita ada karena ada banyak orang yang mendoakan kita. Dan ada kekuatan luar biasa dari Tuhan yang sedang menyelimuti, menjagai dan berperang bagi kita karena ada orang-orang yang sedang berdoa bagi kita. Tidak ada orang yang tidak suka didoakan, tetapi sudahkan kita berdoa bagi orang lain? Mari kita buat lingkaran doa, satu orang berdoa untuk satu orang yang lain dan seterusnya. Ingatlah bahwa ketika kita berdoa bagi orang lain; di saat yang sama ada orang lain pula yang sedang berdoa bagi kita. Jangan putuskan lingkaran doa ini, peliharalah dan perkuatlah dari hari ke hari...dan kekuatan yang dahsyat sedang terjadi atas hidup kita. Immanuel!!

Senin, 03 Oktober 2011

Tentang Mengambil Keputusan

Aha, ini adalah sepenggal kisah hidup mantan Presiden Ronald Reagan yang menarik. Reagan pergi ke seorang tukang sepatu dan minta dibuatkan sepasang sepatu yang bagus. Lalu si pembuat sepatu bertanya, "Kamu ingin ujung sepatu yang persegi atau bulat?" Reagan muda berbicara tidak jelas dan ragu-ragu, jadi si pembuat sepatu berkata, "Kembalilah sehari atau dua hari lagi dan beritahu saya apa yang kamu inginkan." Beberapa hari kemudian si pembuat sepatu melihat Reagan di jalan dan bertanya apakah ia telah mengambil keputusan tentang sepatu itu. "Saya belum bisa mengambil keputusan," jawab Reagan."Bagus sekali," kata si pembuat sepatu, kemudian ia memberitahu pelanggannya itu, "Sepatumu akan selesai besok." Ketika Reagan menerima sepatunya, yang satu berujung bulat dan yang lain berujung persegi!

Reagan pun menyimpulkan, "Melihat kembali sepasang sepatu itu setiap hari memberi saya suatu pelajaran. Jika Anda tidak membuat keputusan sendiri, orang lain akan membuatkannya untuk Anda." Ingatlah selalu bahwa tidak membuat keputusan, adalah sebuah keputusan! *

Hidup adalah pilihan. Pilihan untuk mengambil keputusan. Setiap hari kita dihadapkan dengan keputusan-keputusan yang harus kita pilih. Mencari sekolah baru, mencari rumah baru, saat membeli barang, saat menerima tawaran pekerjaan, bahkan dalam dunia rohani pun kita akan selalu dihadapkan dengan keputusan-keputusan yang harus kita ambil.

Masalahnya kita diam karena takut mengambil keputusan dan membiarkan semua pilihan-pilihan itu mengambang. Berpikir bahwa dengan kita diam, maka kita terhindar dari resiko yang mungkin saja terjadi. Yang terjadi tidak seperti itu. Dengan kita diam, itu adalah keputusan terburuk yang pernah kita ambil dan tetap saja kita harus menerima sejumlah resiko dari keputusan kita itu. Benar kata Reagan, jika kita tidak berani mengambil keputusan maka orang lain dan situasi serta keadaanlah yang akan membuatkannya untuk kita. Itu sebabnya sangat penting kita bersandar kepada Tuhan dan mencoba melangkah sesuai dengan pimpinanNya. Erat dengan Tuhan membuat kita mampu mengambil keputusan yang sesuai dengan rencana dan kehendak Tuhan. Pembangkit Semangat untuk Pemimpin.

sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.
Yakobus 1:8

Beranikah Anda mengambil sebuah keputusan yang sesuai dengan kehendak Tuhan?

Kamis, 24 Februari 2011

Ketika Dunia Berbalik Menyerang Kita

Hai Yudas, engkau menyerahkan Anak Manusia dengan ciuman?- Lukas 22:48

Ini tidak adil. Ini sangat tidak manusiawi. Bahkan sangat tidak masuk akal dilakukan oleh manusia-manusia yang berakal budi. Bukankah Yesus tidak pernah melakukan yang buruk? Sedikitpun tidak. Ia selalu berbuat baik. Ia selalu memberi pertolongan, bahkan ketika saatNya belum tiba pun, Ia tetap menyelamatkan muka keluarga mempelai di Kana. Ia tidak pernah menggosipkan orang lain, apalagi memfitnahnya. PerkataanNya manis, lembut dan menyegarkan siapa saja yang letih. Ia tidak pernah meminta atau menuntut lebih, Ia selalu memberi. Ia tidak pernah menjadi batu sandungan, Ia menjadi berkat. Ia membuat mujijat dan memberikannya kepada mereka yang butuh mujijat. Tak terhitung lagi kaki lumpuh yang bisa berjalan, atau mata buta yang celik, si bisu yang akhirnya berujar, atau si tuli yang sekarang bisa enjoy dengar musik easy listening.
Yesus buat semuanya itu. Tapi apa yang Ia dapat? Pengkhianatan. Olokan. Cercaan. Tatapan sinis. Bahkan paduan suara yang sedemikian kompak, “Salibkan Dia!” Bisa jadi yang berteriak lantang adalah mereka yang pernah mengecap kebaikanNya atau bahkan yang mengalami sendiri mujijatNya. Dua belas murid yang Ia andalkan juga tiba-tiba melempem. Nyalinya ciut dan memilih menyelamatkan diri masing-masing. Meski semula mereka gembar-gembor bahwa nyawa pun akan dipertaruhkan demi guruNya. Pengkhianatan. Bukan hanya Yudas saja, tapi sebenarnya semua murid mengkhianati Dia, karena membiarkan Dia sendirian menanggung semuanya itu.
Yesus dikhianati oleh orang-orang yang selama tiga tahun terakhir ini selalu bersamaNya. Yesus disalibkan oleh orang-orang yang pernah ditolongNya. Mungkin saja mereka yang memaki Yesus adalah mereka juga yang pernah dibuatnya bicara dari kebisuan. Yesus mengalami semuanya itu, tapi Ia tetap teguh. KasihNya tidak tergoncang. Pengkhianatan tak mampu mengubah kasihNya. Meski dunia berbalik melawanNya, Ia tetap mengampuni. Teladan hidup yang luar biasa.
Bagaimana jika dunia berbalik melawan kita? Bagaimana jika orang yang pernah kita tolong memberikan ciuman Yudas? Marilah kita belajar dari Yesus. Hidup yang dikuasai kasih. Memang berat. Daging kita berontak. Logika kita tidak bisa menerima. Bagaimana mungkin mengasihi mereka yang berbalik melawan kita. Tapi itulah kasih. Kasih bukanlah kasih kalau tidak bisa mengasihi musuh kita.
Apakah kita tetap mengasihi mereka yang berbalik melawan kita?

Senin, 31 Januari 2011

Masa Depan Yang Gemilang

Efesus 2:6-7
"Dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga, supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 13; Matius 13; Kejadian 25-26

Beberapa hari menjelang tahun 2010, diri saya menjadi begitu kuatir bukan karena ramalan dari "orang-orang pintar" yang muncul di televisi yang menyatakan bahwa di Indonesia akan terjadi musibah besar, tetapi karena ketidakpastian akan hari-hari yang saya jalani di depannya nanti. Hal itu begitu kuat mencekram kehidupan saya sehingga tanpa sadar sukacita dan damai sejahtera itu menjadi hilang.

Dalam kondisi ketakutan seperti itu, Tuhan menegur saya dengan firman-Nya yang tertulis di Efesus 2:6-7, "Dan di dalam Kristus Yesus....Ia....memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga, supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah..." Mata saya tercelik begitu membaca ayat ini. Saya sadar bahwa saya adalah anak-anak Allah yang telah dipegang hidupnya oleh-Nya. Dia telah berjanji bahwa saya akan memiliki masa depan gemilang dan itu pasti terjadi. Saat itulah saya bertobat dan mau membuat resolusi untuk dijalani pada tahun yang baru.

Mungkin diantara Anda saat ini ada yang begitu kuatir akan masa depan Anda, "Bagaimana saya nanti pada saat umur 50 tahun"; "Bagaimana nasib anak-anak saya yang masih kecil? Bisakah mereka meraih mimpi mereka?", percayalah Tuhan sangat tahu kehidupan kita. Dia-lah perancang terbaik yang tiada duanya di seluruh alam semesta ini. Masalah keuangan, pekerjaan, bisnis, masa depan anak-anak, Tuhan sudah mengaturnya dengan sempurna.

Masa depan yang ada di depan Anda adalah masa depan yang penuh dengan kegemilangan. Jangan takut!! Ketika Anda menyerahkan seluruh hidup kepada Tuhan maka Dia yang akan menuntun kehidupan Anda kepada rancangan-Nya yang indah.

Bersama Tuhan, masa depan hidup kita pasti luar biasa cerah.

AKU adalah AKU

Firman Allah kepada Musa, “AKU ADALAH AKU” (Kel. 3:14), telah ditafsirkan bermacam-macam. Ada yang mengatakan bahwa perkataan itu adalah nama Allah, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa perkataan ini hanyalah suatu ungkapan yang menjelaskan arti nama atau karakter Allah.

Untuk mengerti perkataan ini, kita harus melihat konteksnya, yaitu pemanggilan dan pengutusan terhadap Musa untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan bangsa Mesir. Jawaban “AKU ADALAH AKU” adalah jawaban Allah atas pertanyaan Musa, “Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? Apakah yang harus kujawab kepada mereka?” (Kel. 3:13). Pengetahuan bahasa Ibrani akan menolong kita memahami apakah perkataan tersebut adalah sebuah nama atau suatu ungkapan.

Sebenarnya, pertanyaan Musa di atas sama sekali tidak menanyakan nama, melainkan arti nama. Arti nama sangatlah penting bagi orang Israel. Abram diganti menjadi Abraham. Yakub diganti menjadi Israel. Sebuah nama mencerminkan karakter orangnya. Pertanyaan Musa di dalam bahasa Inggris adalah “What (ma) is his name?” Martin Buber mengatakan bahwa bahasa Ibrani yang dipakai di Alkitab tidak pernah menggunakan kata ma untuk menanyakan nama seseorang, melainkan menggunakan kata mi. Dengan demikian, pertanyaannya seharusnya adalah “Who is he?” atau “Who is his name?” Pada saat kata “what” yang digunakan, maka yang ditanyakan pemakainya adalah ekspresi atau ungkapan yang ada di balik sebuah nama. Nama Allah sudah diketahui oleh bangsa Israel. Apa yang hendak mereka ketahui adalah apakah arti nama tersebut.

Terhadap pertanyaan ini Allah memberikan dua jawaban. Jawaban pertama adalah “AKU ADALAH AKU.” (Ul. 3:14). Kita tidak perlu mencari-cari arti perkataan ini secara teologis atau filosofis karena perkataan ini mengandung pengertian yang sangat sederhana. Dalam bahasa Inggris perkataan ini diterjemahkan “I am who I am” )ehye )aser )ehye. Kata ini harus dimengerti dalam terang ayat 12. Allah menggunakan kata yang sama pada waktu Ia berkata: “Aku ( )ehye ) akan menyertai engkau.” Dengan demikian perkataan “AKU ADALAH AKU” dapat dimengerti sebagai satu pernyataan Allah pada Musa bahwa Allah adalah AKU yang akan selalu menyertai umatNya yang sedang berada di dalam perbudakan dan juga Allah adalah AKU yang akan menyertai mereka. Dia juga adalah AKU yang selalu beserta dengan mereka yang membutuhan pertolongan, baik sekarang maupun di kemudian hari.

Musa berusaha untuk mengerti Allah melalui sebuah nama. Tetapi dari jawaban Allah sendiri dapat diketahui bahwa Allah tidak dapat dibatasi di dalam sebuah nama. Pada waktu TUHAN berkata, “AKU ADALAH AKU,” (I am who I am) dengan jelas Ia mengatakan bahwa Allah tidak bisa dimengerti secara sempurna hanya dengan sebuah kata yang memiliki pengertian yang sangat terbatas. Ia adalah Allah Yang Mahakuasa, Mahaada, Mahabisa, Mahabenar, dan serba Maha. Cassuto, seorang penafsir berkebangsaan Yahudi, menyimpulkan:

To Moses’ question: What shall I say to them if they ask me for the name of Him that sent me, the reply is given ‘I am who I am’,the meaning of which is: Say this to the children of Israel, I am (who I am) has sent me to you, that is, He who sent me to you is the God who says of Himself, I am.

Perkataan TUHAN kepada Musa ini mengingatkan kita kepada perkataan “AKU ADALAH” dari Tuhan Yesus Kristus yang terkenal di dalam Injil Yohanes. Sama halnya dengan Allah Bapa, kita juga tidak boleh membatasi Allah Putra hanya di dalam sebuah nama. Oleh sebab itu Yesus Kristus berkata:

• AKUlah Roti hidup (Yoh. 6:48).
• AKUlah Terang dunia (8:12).
• AKUlah pintu (10:9).
• AKUlah Gembala yang baik (10:11).
• AKUlah kebangkitan dan hidup (11:25).
• AKUlah Jalan dan Kebenaran dan Hidup (14:6).
• AKUlah Pokok Anggur yang benar (15:1).

Jawaban Allah yang kedua kepada Musa berkenaan dengan pertanyaan Musa terdapat dalam ayat 15.
Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: “Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun.

Di sini Allah kita menyebutkan namaNya yang sebenarnya. Nama Allah kita adalah Yahweh. Dengan
jelas Allah berkata bahwa Dialah Allah nenek moyang bangsa Israel, Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub. TUHAN juga berkata: “Itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun temurun.”

Nama Allah kita adalah TUHAN atau Yahweh. Sedangkan “AKU ADALAH AKU” merupakan suatu ungkapan bahwa TUHAN adalah Allah yang Mahakuasa dan Dia adalah Allah yang selalui menyertai
umatNya. Dan ini digenapi dengan datangnya sang AKU ke dalam dunia ini dan dinamakan IMANUEL yang berarti: Allah beserta kita.

Rabu, 19 Januari 2011

LORD say that "I love u"

Allah suka padamu...
Kalau Dia punya dompet, pasti fotomu disimpan didalam-nya,
Kalau Dia punya kulkas, fotomu pasti disimpan di pintunya,
Dia mengirim bunga untukmu setiap musim semi dan matahari terbit setiap pagi,
Kalau kamu ingin bicara, Dia pasti mau mendengarkan.
Sebenarnya Dia bisa tinggal dimana saja di alam semesta ini, dan Dia memilih hatimu. Terima saja sobat, Dia tergila-gila padamu!
Kayak nya mungkin kamu susah sekali percaya bahwa Allah mengenal namamu.
Dia benar benar mengenal namamu (Yes45:3-4) .
Tertulis ditelapak tangan-Nya,diucapkan dengan mulut-Nya,
Dibisikkan dengan bibir-Nya, Namamu.
Hati kita tidak cukup besar untuk memuat semua berkat yang ingin Allah berikan.

Jadi, coba ini :
Kalau matahari terbit membuatmu begitu takjub sampai menahan nafas, atau bunga bunga dipadang membuatmu begitu terpesona, sampai tidak bisa berkata kata tetaplah seperti itu.
Tidak perlu mengatakan apa-apa dan dengarkan sorga berbisik, "Kau suka itu? Aku melakukannya hanya untukmu"
Kalau kita saja suka memberi hadiah hadiah untuk menunjukkan kasih sayang kita, apalagi Dia?

Bisa saja Dia biarkan bumi ini datar dan berwarna abu-abu, tapi Dia tidak begitu.
Dipercikan-Nya warna jingga pada matahari terbit,
Dan diberi-Nya warna biru pada langit.
Dan kalau kamu suka melihat sekawanan angsa yang sedang berkumpul, kamu juga pasti bisa melihatNya.

Apa Dia harus menjadikan bulu ekor musang empuk dan lembutnya?
Apa Dia harus membuat burung- burung berkicau?
Dan lucunya ayam berjalan tergopoh gopoh.
Atau dahsyatnya gelegar guntur?
Mengapa Dia memberi aroma bagi bunga?
Mengapa Dia memberi rasa pada makanan?
Mungkinkah itu semua karena Dia suka sekali melihat raut wajahmu?
Jadi berjanjilah, kamu tidak akan lupa, bahwa kamu bukan suatu kebetulan atau kejadian.. kamu adalah karunia bagi dunia. Karya seni sorgawi, tanda tangan Allah.

(Engkau menenunku didalam kandungan ibuku, Mazmur 139:13)
kamu ditenun/rajutNya, Kamu bukan produksi massal, kamu bukan hasil buatan mesin.
Kamu dirancang secara khusus, diberi karunia khusus,dan ditempatkan didunia ini dengan penuh kasih.. oleh sang Pencipta Agung.

MenurutNya kamu adalah hal terindah yang melesat turun dari puncak dalam sekejap. Menolehlah kepinggir jalan, lihat, Allah sedang bersorak sorak memberimu dukungan dalam lomba lari.
Coba lihat ke depan ke garis akhir, lihat Allah sedang bertepuk tangan memuji langkahmu.

Allah ada bagimu
Kalau Allah punya kalender,pasti tanggal ulang tahunmu sudah di lingkari.
Kalau Dia menyetir mobil, pasti namamu sudah tertulis di bemperNya,
Kalau ada pohon di sorga, pasti Dia sudah mengukir namamu dibatangnya.
Mungkin kamu tidak mau menggangu Allah dengan lukamu.
Tetapi "Dia yang memelihara kamu" (1 Petrus 5:7)

Dia menunggumu, untuk memelukmu. Dalam keberhasilan ataupun kegagalanmu.
Bapa Sorgawi sangat menyayangimu dan hanya ingin memberikan kasih-Nya kepadamu. Tanpa dibatasi oleh waktu, Allah melihat kita semua. Gelandangan & anak terlantar, semuanya.
Dia melihat kita sebelum kita dilahirkan. Dan Dia suka dengan semua yang dilihatNya.
Dengan luapan emosi, penuh kebanggaan, Sang Pencipta bintang itu menoleh ke arah kita, satu persatu dan mengatakan "Engkau anakKu, Aku sangat mengasihimu"

Aku tahu, suatu hari nanti, engkau akan berpaling dariKu dan menjauh. Tetapi Aku ingin engkau tahu,Aku telah menyediakan jalan pulang bagimu. Kamu telah memikat hati Allah. Dia tidak sanggup hidup tanpamu.
Impian Allah, membawamu dengan denganNya. Dan jalan menuju salib, memberitahu kita

Lebih Dari Sekedar Bekerja

Apa kita bekerja untuk makan? Atau kita makan untuk bekerja? Semua orang bekerja. Menanggung lelah; menahan jengkel; memeras pikiran; mengucurkan keringat; menghabiskan tenaga; membanting tulang dari pagi sampai sore.

Bayangkanlah paramedis di UGD yang seharian berdiri menunduk menjahit robekan tubuh korban yang mengerang kesakitan karena ususnya terburai. Atau seorang masinis kereta api yang pukul tiga pagi sudah menyalakan tungku batu bara lokomotif. Atau bahkan bayangkan pekerjaan seorang ibu rumah tangga, yang tak pernah ada habisnya. Untuk apa mereka bekerja? Untuk apa kita bekerja?

Kita bekerja untuk mendapat nafkah. Sesempit itukah tujuan kerja? Apa hidup ini hanya bertujuan untuk mencari nafkah?

Kita adalah makhluk yang lebih dari sekedar punya mulut dan perut tok. Kita memiliki martabat dan hati nurani. Martabat diri itu tidak akan terwujud dengan hanya ongkang kaki.
Karena itulah kita bekerja. Dengan bekerja, diri kita diaktualkan. Dengan bekerja, diri kita jadi berarti dan memberi arti.

Punya arti dan memberi arti bisa dilakukan tiap orang, betapa pun kecil pekerjaannya. Yang diperbuat seorang penjaga pintu lintasan kereta api bukan sekedar menjaga pintu kereta, tapi menjaga puluhan nyawa manusia. Yang diperbuat ibu bukan sekedar menyiapkan nasi, melainkan menyiapkan masa depan anak-anaknya.

Setiap orang perlu bekerja. Sebab itu, yang diberikan Tuhan kepada Adam pertama-tama adalah pekerjaan, bukan istri. Belajarlah dari semut, yang bekerja dengan rajin dan tekun, tidak banyak bicara dan tidak egois. Kerja adalah ibarat senar gitar. Terlalu kencang dia putus, terlalu kendor malah tidak bunyi.

Kita bekerja karena Tuhan bekerja. Tiap pagi Tuhan membangunkan surya. Tiap petang Ia menidurkan senja. Ia meniup awan. Ia meneteskan hujan. Ia menghidupkan indung telur. Ia
menghembuskan napas kehidupan ke sebuah janin. Ia mengajar ikan berenang. Ia mengawasi merpati yang terbang kian kemari.

Ketika kita bekerja, Tuhan berada di dekat kita. Sekali-kali ia menoleh kepada kita. Ia tahu bahwa kita letih. Ia juga letih. Ia pun mengangguk kagum melihat kita saat mengerjakan tugas dengan ketekunan.

Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan.

Kita bekerja karena hidup ini mempunyai arti. Kita bekerja supaya hidup ini memberi arti. Hidup ini CUMA SEKALI. Sekali berarti sesudah itu mati. Pertanyaannya, apakah hidup kita sekarang ini sudah memiliki arti dan memberi arti?

ROH PEMENANG

"Kemudian Kaleb mencoba menentramkan hati bangsa itu di hadapan Musa, katanya: "Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu dan mengalahkannya!" (Bilangan 13 : 30)

Sir Edmund Hillary adalah manusia pertama yang menaklukkan Gunung Everest. Pada percobaan pertama, ia gagal. Ia di beri gelar oleh Ratu Elizabeth setelah dia berhasil mendaki gunung Everest. Pada hari pemberian penghargaan, di belakang meja utama tergantung gambar gunung Everest. Lalu semua orang berdiri dan memberikan penghormatan atas keberaniannya menaklukkan gunung tersebut. Ketika semua penonton berhenti bertepuk tangan, Hillary berkata kepada penonton, "Gunung Everest pernah menaklukkan saya sekali dan dapat menaklukkannya saya kembali, tetapi saya kembali dan kembali lagi. Dan sekarang saya menjadi pemenang karena gunung itu tidak dapat menjadi besar tetapi saya dapat menjadi besar!"

Seperti juga Kaleb. Dia berbeda dengan sepuluh pengintai lainnya. Apa yang membuatnya berbeda? Dia memiliki roh pemenang karena dia mengandalkan Tuhan sebagai Allah yang melindungi dan menyertai. Kaleb melihat bahwa bersama Tuhan dia akan mampu melakukan hal-hal yang mustahil. Sungguh suatu sikap yang luar biasa dan perlu ditiru oleh kita semua. Bahwa memang kita diciptakan berbeda.

Saat menghadapi badai kehidupan, seringkali kita putus asa dan mudah menyerah, padahal seharusnya kita dapat belajar dari kegagalan kita, karena kegagalan bisa menjadi guru yang dapat mengajar kita tentang cara untuk berhasil dan meraih kemenangan. Dalam setiap kegagalan yang kita hadapi pasti ada pelajaran berharga untuk kita bisa bertumbuh, menjadi kuat dan lebih baik.

Apakah saat ini kita sedang menghadapi berbagai macam persoalan dan seolah tidak mampu menghadapinya? Kegagalan demi kegagalan terus mengikuti pekerjaan, rumah tangga, studi atau apapun yang sedang kita kerjakan saat ini, jangan putus asa! Sekalipun kita sering gagal atau ada tantangan berat di depan kita, percayalah bahwa Allah sanggup merubah yang buruk menjadi baik. Milikilah roh yang besar, yaitu Roh Pemenang!

ROH KITA AKAN MENJADI KUAT LEWAT TANTANGAN DAN KEGAGALAN HIDUP.

KEMENANGAN SELALU DIPIHAK TUHAN

II Korintus 10:4
Karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 113; 1 Petrus 5; Yehezkiel 28, 30:20-26

Saat Anda dikepung masalah, langkah apa yang akan Anda ambil? Apakah Anda akan bersikap seperti bangsa Israel ketika dibawa keluar dari Mesir? Di depan mereka Laut Merah dan dibelakang mereka tentara Firaun sudah mulai mendekat. Mereka terperangkap di tengah dan menyalahkan Musa.

"Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini? Apakah yang kauperbuat ini terhadap kami dengan membawa kami keluar dari Mesir? Bukankah ini telah kami katakan kepadamu di Mesir: Janganlah mengganggu kami dan biarlah kami bekerja pada orang Mesir. Sebab lebih baik bagi kami untuk bekerja pada orang Mesir dari pada mati di padang gurun ini." (Keluaran 14:11-12).

Saat kita sedang ketakutan dan terjebak dalam suatu masalah, kita cenderung mengandalkan kekuatan kita sendiri bahkan menyalahkan situasi, kondisi, orang lain dan Tuhan atas apa yang kita alami. Kita seperti bangsa Israel itu.

Namun tidak dengan Musa, imannya kepada Tuhan tidak tergoyahkan. "Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya. TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja." (Keluaran 14:13-14).

Anda pasti sudah tahu kelanjutan cerita ini, Tuhan membuat laut terbelah, membawa bangsa Israel menyeberang dan menenggelamkan tentara Mesir.

Tanpa Tuhan, kita pasti kalah dalam peperangan. Bersama Tuhan, kemenangan adalah sesuatu yang pasti. Terkadang Tuhan melibatkan kita dalam peperangan, namun terkadang kita hanya diminta untuk “diam saja.”

Kita terlibat atau tidak dalam peperangan hidup ini, satu hal yang pasti adalah Tuhan yang berperang ganti kita. Tuhan adalah satu-satunya perlindungan yang aman, jika kita sudah mengandalkan diri sendiri ataupun orang lain, maka kita sudah dalam posisi kalah. Jika Anda tidak ingin membuka celah bagi musuh, pastikan setiap saat Anda bergantung sepenuhnya kepada Tuhan.

Peperangan yang kita jalani bersama Tuhan pasti meraih kemenangan, tanpa Dia, kekalahan yang menanti.

MENYEBRANG BERSAMA TUHAN

"Tuhan, Allahmu, Dialah yang akan menyeberang di depanmu" ( Ulangan 31 : 3 )

Ulangan 31 : 1 - 8

Zebra cross awalnya berwana biru kuning diperkenalkan di Inggris pada 1949. Tujuannya untuk membantu orang menyeberang jalan. Namun, karena kecelakaan penyeberang jalan tetap tinggi, di beberapa negara setiap zebra cross yang berada di depan sekolah biasanya ada penjaganya. Mereka biasa disebut School Patrol atau Lollipop Men (karena biasanya membawa sebuah papan berbentuk seperti permen loli), tugasnya menyeberangkan anak- anak sekolah sampai di seberang jalan.

Empat puluh tahun berlalu sejak bangsa Israel meninggalkan Mesir, berkelana di padang gurun menuju tanah perjanjian. Saat tujuan sudah di depan mata, kegentaran melanda hati mereka. Dapat dipahami, mereka akan memasuki suatu kehidupan baru setelah sebelumnya melalui banyak rintangan. Lagipula Musa, pemimpin mereka sejak dari awal, ternyata tidak akan ikut serta menyeberang ke tanah perjanjian. Namun, Musa tahu kegelisahan mereka, ia membangkitkan semangat mereka dengan mengingatkan, bahwa Tuhan akan menyeberang di depan mereka (ayat 3).

Memasuki tahun baru wajar juga jika ada kegentaran. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi esok lusa. Apakah langit akan cerah ataukah hujan turun mengguyur? Tetapi satu yang pasti, kita akan menyeberang menuju tahun yang baru dengan Tuhan berjalan di depan kita. Tantangan pasti akan ada, tetapi seperti kata Musa, "Sebab
Tuhan, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati" (ayat 8). Selamat menyeberang menuju tahun yang baru!

SEBERAT APA PUN JALAN DI HADAPAN KITA KELAK, BERSAMA TUHAN KITA AKAN AMAN SAMPAI KE SEBERANG

START FROM ZERO

Lukas 19:17
"Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 11; Matius 11; Kejadian 21-22

Mungkin tidak semua diantara Anda mengenal sosok pria yang satu ini, tetapi bila melihat apa yang dilakukannya, Anda pasti kagum dan ingin tidak akan percaya. Dunia mencatat namanya sebagai penakluk Gunung Everes yang memiliki puncak tertinggi di dunia Ya, nama orang ini adalah Tensing Norgay.

Sebelum Norgay membuat dunia terkagum dengan apa yang dikerjakannya, ia menemani para pendaki gunung sebagai Sherpa (pengangkut barang). Itu dilakukannya tidak hanya sekali, tetapi beberapa kali. Mulai dari gunung yang memiliki ketinggian 22.000 kaki sampai lebih dari 29.000 kaki, semua telah dilaluinya, bahkan ia harus turut serta dalam enam kali pada tujuh tim ekspedisi sebelum benar-benar menaklukkan gunung Everest.

Apa yang bisa kita pelajari dari seorang Tensing Norgay? Ia memulai sesuatu yang besar dari nol - he start from zero. Tidak ada kesuksesan yang datang tiba-tiba atau hasil yang mengagumkan dengan hal yang sangat kecil. Seorang penulis buku pernah menuliskan dalam satu hasil karyanya seperti ini, "kita tidak perlu hebat untuk memulai, tetapi kita harus memulai untuk menjadi hebat."

Apa yang saat ini Anda miliki di dalam diri Anda? Identifikasi hal itu dan mulailah dari sana. Ketika Anda setia melakukan hal-hal kecil itu, maka hal-hal yang besar telah menanti di depan untuk Anda kerjakan.

Sesuatu yang spektakuler tidak akan pernah ada apabila tanpa diawali dengan melakukan hal yang sederhana.

HIDUP BEBAS DARI KETAKUTAN

Seorang teman pernah berkata kepada saya, "hidup dalam ketakutan adalah wajar karena kita ini manusia yang tidak dapat melihat ke masa depan". Jujur, awalnya saya percaya akan apa yang ia sampaikan tersebut, tetapi itu mulai berubah ketika saya membaca Alkitab dan menemukan bahwa sebenarnya manusia dapat keluar dari ketakutan-ketakutan mereka.

Firman Tuhan dengan jelas menyatakan bahwa perlindungan Allah adalah satu-satunya jalan bagi manusia untuk keluar dari rasa takut. Tidak ada satu pun yang dapat melakukannya. Hanya Dia-lah yang mampu membuat hidup kita menjadi tenang di dalam keadaan yang penuh dengan ketidakpastian. Namun, janji ini tidak dapat dinikmati oleh semua orang.

Hanya orang-orang yang tinggal di dalam Tuhan saja yang dapat menerimanya. Tinggal berarti menghuni dan terus menetap. Bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa ialah hidup dalam persatuan yang berkesinambungan dengan Dia, memelihara firman-Nya dan mematuhi suara-Nya. Mereka yang tinggal di dalam Tuhan dapat hidup tanpa rasa takut terhadap tindakan yang akan dilakukan iblis.

Janji perlindungan Tuhan tidak menjamin bahwa iblis takkan mengganggu Anda, tetapi itu akan memberi Anda jalan keluar setiap iblis muncul di hadapan Anda.

Jika hari-hari ini Anda merasa takut akan bahaya di sekitar, luangkanlah lebih banyak waktu membaca firman dan berdoa sampai iman Anda kepada Tuhan mengatasi ketakutan Anda. Ingatlah bahwa betapa pun berbahaya dunia ini ke depannya, Dia pasti akan membebaskan Anda!

Hidup yang kita jalani di dunia ini akan terasa nyaman bila bersama dengan Yesus.

Selasa, 11 Januari 2011

TEMPAT BERHARAP

Yeremia 17:7
"Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN"

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 123; Yudas 1; Yehezkiel 46-47

Menjadi anak yang dibanggakan orangtua bukanlah impian saya (sampai saat ini), bahkan sejujurnya itu membawa beban bagi saya. Di mata saudara-saudara saya, saya ini memilki masa kecil yang cukup enak dibandingkan mereka. Memang harus diakui, saya adalah anak yang jarang sekali dimarahi oleh orangtua khususnya bapak saya. Namun, dalam pemikiran saya hal ini wajar karena saya memang selalu membanggakan mereka. Dari SD-SMP, saya selalu memiliki rapor yang bagus dan saya juga termasuk anak rumahan.

Masuk SMA, saya mulai sedikit "memberontak" kepada orangtua saya. Saya yang dulunya suka membaca buku pelajaran pada saat di rumah, semua itu tidak saya lakukan lagi. Bahkan agar orangtua saya tidak membanggakan saya di depan orang lain atau keluarga besar kami, saya dengan sengaja membuat nilai-nilai mata pelajaran saya pada saat saya kelas 1 SMA cukup jelek. Namun, hal itu tidak berhasil.

Meski mereka kecewa dengan hasil rapor saya ketika itu, tetapi mereka tetap menaruh harapan besar kepada saya agar saya dapat membawa nama harum keluarga. Puji Tuhan, saya memiliki teman dan kakak rohani yang sangat baik kepada saya. Lewat pengertian yang mereka berikan kepada saya, misi "pemberontakan" tersebut pun akhirnya saya akhiri. Singkat cerita, naik kelas ke 2 SMA, saya pun membalas kekeliruan saya dengan belajar sungguh-sungguh. Meski tidak menjadi 10 besar, tetapi nilai-nilai rapor saya tidak ada yang merah. Bahkan ketika lulus SMA, nilai-nilai kelulusan saya dapat dikatakan diatas rata-rata dan saya masuk ke perguruan tinggi negeri terkemuka di Indonesia.

Berbeda dengan saya, Tuhan tidaklah seperti itu. Walau anak-anak-Nya di muka bumi terus menerus menaruh harapan kepada-Nya, Dia tidak pernah lelah atau terbebani dengan semua itu. Dia malah senang ketika umat-Nya datang kepada-Nya dan menyerahkan kehidupan mereka kepada-Nya. Alkitab bahkan membuktikan bahwa orang-orang yang menaruh harapan kepada Tuhan tidak pernah menjadi kecewa.

Apakah hari-hari Anda memiliki banyak masalah dan untuk keluar dari sana Anda mengandalkan kekuatan orang lain? Atau Anda kuatir dengan masa depan Anda sehingga Anda menaruhkan hal tersebut kepada orang-orang yang memiliki jabatan diatas Anda? Dalam kasih, saya ingin memberitahukan sudahi semua itu. Percayalah hanya pada Tuhan. Serahkan semua itu kepada-Nya. Lihat, ketika Anda menjadikan Tuhan sebagai tempat pengharapan maka hidup Anda akan terjaga aman dan senantiasa diberkati.

Selasa, 04 Januari 2011

Antara Keinginan dan Kebutuhan

Bacaan: Ulangan 29:1-6

.. pakaianmu tidak menjadi rusak di tubuhmu, dan kasutmu tidak menjadi rusak di kakimu.- Ul 29:5

Setiap manusia memiliki banyak keinginan. Anda memiliki keinginan. Saya juga manusia dengan banyak keinginan. Saya ingin rumah yang mewah ala eropa. Saya ingin mobil yang lux, yang suka mencuri perhatian banyak orang. Saya ingin memiliki deposito yang lebih dari cukup. Saya ingin memiliki lima kartu kredit sekaligus, untuk membuat dompet semakin tebal saja. Saya ingin ini itu. Berbicara tentang keinginan, rasanya tidak akan pernah ada habisnya.

Saya berdoa untuk semua keinginan saya, dan saya melihat betapa bijaknya Tuhan. Ia tidak memenuhi keinginan saya. Lupakan rumah mewah, mobil keren, deposito yang menggunung dan semuanya. Bukan tipe Tuhan untuk memenuhi semua hal yang kita inginkan. Mengapa? Karena ada kalanya keinginan kita justru menjadi jerat bagi diri kita sendiri pada akhirnya. Kita menjadi sombong. Merasa diri hebat. Lupa diri, lupa daratan. Bukankah itu sikap yang justru akan menghancurkan diri kita sendiri?

Benar, Ia tidak selalu memenuhi keinginan kita, tapi yang pasti, Ia selalu mencukupi kebutuhan kita. Ia buktikan itu kepada bangsa Israel saat mereka berada di padang gurun selama 40 tahun. Ia tidak selalu memberikan apa yang bangsa Israel inginkan, tetapi Ia selalu menyediakan apa yang mereka butuhkan. Bangsa Israel butuh makan, maka Tuhan mengirim manna dan burung puyuh selama 40 tahun tanpa berhenti! Bangsa Israel butuh pakaian dan kasut, maka Tuhan membuat pakaian dan kasut mereka tidak robek dan bisa terus dipakai selama puluhan tahun.

Ada perbedaan mendasar antara keinginan dan kebutuhan. Sebagai orang tua yang memiliki anak, kita sering berurusan dengan keinginan anak yang tak ada habisnya. Sebagai orang tua bijak, apakah kita akan selalu memenuhi semua keinginan anak hanya untuk menunjukkan kasih sayang kita? Tentu saja tidak bukan? Tapi yang pasti kita akan selalu tahu apa yang menjadi kebutuhannya dan kita akan selalu mencukupinya. Kebenaran inilah yang membuat iman saya terus terpaut kepada Tuhan saat harus melewati masa-masa “padang gurun”. Saat menghadapi masa-masa sulit itulah saya merasakan betapa Tuhan selalu memelihara, mencukupi, menolong dan melakukan yang terbaik buat saya. Benar, tidak semua keinginan saya terpenuhi, tapi bersyukur karena semua kebutuhan saya dicukupinya.

Tak selalu Ia memenuhi apa yang kita inginkan, tapi Ia selalu mencukupi apa yang kita butuhkan.

KESUNGGUHAN

Bacaan: Pengkhotbah 9:10-12

Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga,... - Pengkhotbah 9:10

Sebelum buku Being Happy! tulisan Andrew Matthews laris sedemikian rupa, naskah tersebut sudah mengalami penolakan berkali-kali dari penerbit, apalagi buku tersebut ditulis oleh pengarang baru yang belum punya nama. Karena tidak ada yang mau, maka Andrew Matthews menggandeng penerbit kecil melakukan penjualan langsung ke konsumen! Membawa mikrofon sendiri ke hampir tiap toko buku, promosi di banyak SMU dan Universitas, di pabrik, di penjara, bahkan di mal-mal. Dari toko ke toko, dari kota ke kota, dari negara ke negara, sampai akhirnya buku tersebut memasuki pasar internasional. Ketika ditanya bagaimana ia bisa menjual buku sampai jutaan copy dan diterjemahkan dalam banyak bahasa, Andrew Matthews menjawab, “Saya promosi buku ini selama enam tahun, terbang beribu-ribu mil, berceramah 500 kali, diwawancarai ribuan kali dan .. kehilangan tas 23 kali!”

Kisah sukses yang sangat inspiratif tersebut memunculkan satu rahasia sukses yaitu kesungguhan. Setiap usaha yang dilakukan dengan penuh kesungguhan akan selalu berakhir dengan kesuksesan. Bahkan ketika usaha tersebut kelihatannya kurang berprospek, memiliki pangsa pasar yang kecil, persaingan yang ketat, bahkan marjin yang tipis, namun jika dijalankan dengan serius dan penuh kesungguhan, usaha tersebut pasti berhasil. Sebaliknya sebuah usaha dengan prospek sebagus apapun, namun jika tidak dijalankan dengan kesungguhan, hasilnya tidak akan pernah maksimal.

Usaha sekecil apapun menuntut kesungguhan, sikap yang profesional, layanan konsumen bak hotel berbintang, dan sumber daya manusia yang benar-benar berkompeten di bidangnya. Hanya dengan cara ini, usaha tersebut bisa berkembang dan menjadi besar. Jika hari ini kita belum mencapai kesuksesan, siapa tahu itu karena diri kita yang belum memiliki kesungguhan dan belum memaksimalkan potensi diri. Firman Tuhan mengajarkan kepada kita untuk mengerjakan tugas dan pekerjaan kita dengan kualitas yang terbaik, sebab hanya itulah kunci untuk kita bisa meraih keberhasilan.

Setiap usaha selalu membutuhkan kesungguhan untuk mencapai kesuksesan.

God is My Boss

Bacaan: Yohanes 15:1-8

Akulah pokok anggur yang benar dan BapaKulah pengusahanya.- Yohanes 15:1

Jesus is my Boss. Judul yang asyik sekaligus menarik. Mengingatkan kepada kita, bahwa di dalam Alkitab, Tuhan beberapa kali digambarkan sebagai seorang pengusaha atau pemilik, dengan kata lain, Tuhan juga adalah sosok Bos yang sempurna. Dari hal ini kita bisa belajar meneladani bagaimana cara kita bertindak dalam dunia kerja seperti yang Bos kita di surga melakukannya.

Bos kita rajin bekerja. Bos kita tidak hanya duduk santai di singgasanaNya saja, sebaliknya sampai detik ini Ia terus bekerja. Mengatur jagat raya, menjaga kelangsungan alam dan selalu menyatakan pemeliharaan serta pertolonganNya bagi kita. Jika Bos kita di surga bekerja, sudah seharusnya kita juga bekerja. Bekerja, tanpa harus kecanduan kerja. Tahu waktu untuk istirahat, karena Bos kita juga beristirahat setelah enam hari menciptakan alam ini. Itu juga berarti bahwa Bos kita pakarnya me-manage waktu, kitapun harusnya bisa mengatur dan memprioritaskan waktu dengan baik.

Bos kita memiliki sikap positif yang sempurna. Ia tidak pernah menyerah. Lihat saja perumpamaan tentang seorang gembala yang kehilangan satu dombanya atau seperti seorang perempuan yang kehilangan satu keping uang yang dimilikinya. Tak akan menyerah sebelum yang hilang ditemukan! Bukankah dalam bekerja sudah seharusnya kita ulet, optimis, tak kenal menyerah, dan memiliki semangat kuat?

Bos kita sangat bijak dan sangat adil dalam setiap keputusanNya. Bos kita tidak pernah bekerja sendiri, Ia selalu bermitra dengan kita menjadi satu tim. Bos kita tidak pernah sewenang-wenang, bahkan pekerja yang masuk jam 5 sore pun diberi upah sehari kerja. Bos kita tidak menggelapkan pajak, Yesus sudah memberi contoh yang jelas soal itu. Bos kita tidak pernah berbuat curang. Ia jujur, bahkan untuk dosa sekecil apapun, Ia tidak pernah kompromi.

Kita ingin sukses? Mari teladani Bos kita. Jadilah pebisnis atau pemimpin yang bijak dan adil. Bangunlah sebuah tim yang kuat untuk mencapai kesuksesan bersama. Jangan bertindak sewenang-wenang dengan bawahan kita, hormati mereka, sebab tanpa mereka kita tidak akan bisa sukses. Bekerjalah dengan jujur, tidak curang dan mengedepankan integritas!

Teladanilah Bos kita di surga dalam dunia kerja.

Kesalahan Fatal

Bacaan: I Tawarikh 21:1-17

... jauhkanlah kiranya kesalahan hamba-Mu, sebab perbuatanku itu sangat bodoh.- I Tawarikh 21:8

Ini adalah contoh tentang kesalahan yang sangat fatal. Kerajaan Grenada di Kepulauan Karibia, mengundang Duta Besar China untuk hadir dalam peresmian stadion olahraga di St. George’s yang dalam pembangunannya didanai oleh China. Untuk menghormati China yang telah menyumbangkan 40 juta dolar AS untuk pembangunan tersebut, Kerajaan Grenada memainkan lagu kebangsaan China. Malangnya, yang dimainkan ternyata bukan lagu kebangsaan China tapi lagu kebangsaan Taiwan, musuh bebuyutan China! Bisa Anda bayangkan betapa marahnya Duta Besar China pada saat itu!

Hal-hal besar bisa rusak gara-gara kesalahan kecil namun fatal. Hubungan diplomatik kedua negara tersebut bisa rusak hanya gara-gara salah memainkan lagu kebangsaan. Bukankah kita juga pernah mendengar Pepsi Cola yang “bangkrut” di Filipina gara-gara keliru mencetak tutup botol berhadiah, sehingga di setiap tutup botol tertera hadiah yang sangat besar. Bayangkan saja nilai kerugiaan yang ditanggung Pepsi Cola karena setiap orang yang membeli satu botol Pepsi Cola mendapatkan hadiah utama yang bernilai jutaan!

Pernahkah kita melakukan kesalahan fatal? Kemungkinan besar kita semua pernah melakukannya. Satu kesalahan kecil namun harus dibayar sangat mahal. Entahkah itu berakibat bisnis kita menjadi goncang dan mengalami masalah yang serius. Bagi kita yang bekerja dalam sebuah perusahaan, bisa jadi itu membuat kita dimarahi oleh pimpinan, harus ganti rugi, atau bahkan mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Apapun konsekuensi yang kita harus tanggung, yang paling penting adalah bagaimana di waktu yang akan datang kita tidak melakukan kesalahan fatal lagi. Bisa jadi hal tersebut adalah peringatan bagi kita untuk bekerja lebih serius, lebih hati-hati, lebih konsentrasi, lebih teliti dan lebih sempurna. Jadikan kesalahan fatal tersebut sebagai pijakan untuk menjadi lebih baik di kemudian hari. Dengan demikian, harga bayar dari kesalahan fatal tersebut menjadi tidak sia-sia.

Jadikan kesalahan fatal yang pernah kita buat menjadi pijakan untuk menjadi lebih baik lagi.

Iman Kepada Agama atau Kepada Kristus

Begitu banyak orang membangga-banggakan agamanya. Selalu berkata bahwa agamanyalah yang paling baik dan paling benar. Dengan sikap yang seperti ini, lahirlah fanatisme yang berlebihan terhadap agama yang diyakininya. Kalau sudah begini, bisa-bisa tindakan apapun juga akan dilegalkan demi membela agamanya. Itu sebabnya tak perlu kaget kalau ada istilah perang suci atau “bom suci”. Dendam, pembunuhan, bahkan pembantaian hanya demi membela agama yang dianut.

Berbicara tentang hal ini, kita tahu bahwa agama memiliki rapor merah yang begitu banyak. Sejarah mencatat rapor merah agama, mulai dari para pembunuh Khawarij pada abad ke-7 sampai dengan “bom suci” di masa sekarang ini. Di kalangan kristiani juga pernah terjadi hal yang tak kalah mengerikan. Sekelompok kaum Protestan dibakar hidup-hidup oleh seorang ratu Inggris yang Katolik pada pertengahan abad ke-16. Demikian juga menurut sebuah gambar terbitan Antwerp, Belgia, tampak kelompok Protestan yang menamakan dirinya “Huguenots” memancung korbannya dengan sangat keji. Ngomong-ngomong soal Yesus, bukankah dalang di balik penyaliban Yesus juga adalah dari kelompok agama?

Itu sebabnya sangat keliru kalau kita memiliki fanatisme yang berlebihan terhadap agama, termasuk agama Kristen sekalipun! Sekali lagi bahwa agama tidak akan pernah bisa menyelamatkan kita. Alkitab tidak pernah berkata, apalagi menjamin bahwa setiap penganut agama Kristen akan masuk sorga. Agama bukan jalan. Yesus lah jalan! Itu sebabnya iman kita seharusnya kepada Yesus, bukan kepada agama yang kita anut.

Pemahaman yang seperti ini akan menghindarkan kita dari tindakan-tindakan konyol hanya dengan dalih untuk membela agama. Agama hanyalah wadah dan bukan intinya. Apapun alasannya, intinya haruslah tetap Yesus. Itu sebabnya saya tidak pernah bangga hanya menjadi orang Kristen, tapi saya sangat bangga menjadi pengikut Kristus. Kalaupun saya melakukan hal-hal rohani, saya tidak melakukan demi agama, tapi saya melakukannya demi Kristus. Saya tidak melayani agama, saya melayani Kristus. Saya tidak mau berkorban hanya demi agama, tapi saya akan berani habis-habisan demi Kristus. Saya tidak mau mati demi agama, tapi saya mau hidup demi Kristus. Bagaimana dengan Anda?

Dimanakah kita menaruh iman, kepada agama atau kepada Kristus?