Senin, 31 Januari 2011

Masa Depan Yang Gemilang

Efesus 2:6-7
"Dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga, supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 13; Matius 13; Kejadian 25-26

Beberapa hari menjelang tahun 2010, diri saya menjadi begitu kuatir bukan karena ramalan dari "orang-orang pintar" yang muncul di televisi yang menyatakan bahwa di Indonesia akan terjadi musibah besar, tetapi karena ketidakpastian akan hari-hari yang saya jalani di depannya nanti. Hal itu begitu kuat mencekram kehidupan saya sehingga tanpa sadar sukacita dan damai sejahtera itu menjadi hilang.

Dalam kondisi ketakutan seperti itu, Tuhan menegur saya dengan firman-Nya yang tertulis di Efesus 2:6-7, "Dan di dalam Kristus Yesus....Ia....memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga, supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah..." Mata saya tercelik begitu membaca ayat ini. Saya sadar bahwa saya adalah anak-anak Allah yang telah dipegang hidupnya oleh-Nya. Dia telah berjanji bahwa saya akan memiliki masa depan gemilang dan itu pasti terjadi. Saat itulah saya bertobat dan mau membuat resolusi untuk dijalani pada tahun yang baru.

Mungkin diantara Anda saat ini ada yang begitu kuatir akan masa depan Anda, "Bagaimana saya nanti pada saat umur 50 tahun"; "Bagaimana nasib anak-anak saya yang masih kecil? Bisakah mereka meraih mimpi mereka?", percayalah Tuhan sangat tahu kehidupan kita. Dia-lah perancang terbaik yang tiada duanya di seluruh alam semesta ini. Masalah keuangan, pekerjaan, bisnis, masa depan anak-anak, Tuhan sudah mengaturnya dengan sempurna.

Masa depan yang ada di depan Anda adalah masa depan yang penuh dengan kegemilangan. Jangan takut!! Ketika Anda menyerahkan seluruh hidup kepada Tuhan maka Dia yang akan menuntun kehidupan Anda kepada rancangan-Nya yang indah.

Bersama Tuhan, masa depan hidup kita pasti luar biasa cerah.

AKU adalah AKU

Firman Allah kepada Musa, “AKU ADALAH AKU” (Kel. 3:14), telah ditafsirkan bermacam-macam. Ada yang mengatakan bahwa perkataan itu adalah nama Allah, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa perkataan ini hanyalah suatu ungkapan yang menjelaskan arti nama atau karakter Allah.

Untuk mengerti perkataan ini, kita harus melihat konteksnya, yaitu pemanggilan dan pengutusan terhadap Musa untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan bangsa Mesir. Jawaban “AKU ADALAH AKU” adalah jawaban Allah atas pertanyaan Musa, “Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? Apakah yang harus kujawab kepada mereka?” (Kel. 3:13). Pengetahuan bahasa Ibrani akan menolong kita memahami apakah perkataan tersebut adalah sebuah nama atau suatu ungkapan.

Sebenarnya, pertanyaan Musa di atas sama sekali tidak menanyakan nama, melainkan arti nama. Arti nama sangatlah penting bagi orang Israel. Abram diganti menjadi Abraham. Yakub diganti menjadi Israel. Sebuah nama mencerminkan karakter orangnya. Pertanyaan Musa di dalam bahasa Inggris adalah “What (ma) is his name?” Martin Buber mengatakan bahwa bahasa Ibrani yang dipakai di Alkitab tidak pernah menggunakan kata ma untuk menanyakan nama seseorang, melainkan menggunakan kata mi. Dengan demikian, pertanyaannya seharusnya adalah “Who is he?” atau “Who is his name?” Pada saat kata “what” yang digunakan, maka yang ditanyakan pemakainya adalah ekspresi atau ungkapan yang ada di balik sebuah nama. Nama Allah sudah diketahui oleh bangsa Israel. Apa yang hendak mereka ketahui adalah apakah arti nama tersebut.

Terhadap pertanyaan ini Allah memberikan dua jawaban. Jawaban pertama adalah “AKU ADALAH AKU.” (Ul. 3:14). Kita tidak perlu mencari-cari arti perkataan ini secara teologis atau filosofis karena perkataan ini mengandung pengertian yang sangat sederhana. Dalam bahasa Inggris perkataan ini diterjemahkan “I am who I am” )ehye )aser )ehye. Kata ini harus dimengerti dalam terang ayat 12. Allah menggunakan kata yang sama pada waktu Ia berkata: “Aku ( )ehye ) akan menyertai engkau.” Dengan demikian perkataan “AKU ADALAH AKU” dapat dimengerti sebagai satu pernyataan Allah pada Musa bahwa Allah adalah AKU yang akan selalu menyertai umatNya yang sedang berada di dalam perbudakan dan juga Allah adalah AKU yang akan menyertai mereka. Dia juga adalah AKU yang selalu beserta dengan mereka yang membutuhan pertolongan, baik sekarang maupun di kemudian hari.

Musa berusaha untuk mengerti Allah melalui sebuah nama. Tetapi dari jawaban Allah sendiri dapat diketahui bahwa Allah tidak dapat dibatasi di dalam sebuah nama. Pada waktu TUHAN berkata, “AKU ADALAH AKU,” (I am who I am) dengan jelas Ia mengatakan bahwa Allah tidak bisa dimengerti secara sempurna hanya dengan sebuah kata yang memiliki pengertian yang sangat terbatas. Ia adalah Allah Yang Mahakuasa, Mahaada, Mahabisa, Mahabenar, dan serba Maha. Cassuto, seorang penafsir berkebangsaan Yahudi, menyimpulkan:

To Moses’ question: What shall I say to them if they ask me for the name of Him that sent me, the reply is given ‘I am who I am’,the meaning of which is: Say this to the children of Israel, I am (who I am) has sent me to you, that is, He who sent me to you is the God who says of Himself, I am.

Perkataan TUHAN kepada Musa ini mengingatkan kita kepada perkataan “AKU ADALAH” dari Tuhan Yesus Kristus yang terkenal di dalam Injil Yohanes. Sama halnya dengan Allah Bapa, kita juga tidak boleh membatasi Allah Putra hanya di dalam sebuah nama. Oleh sebab itu Yesus Kristus berkata:

• AKUlah Roti hidup (Yoh. 6:48).
• AKUlah Terang dunia (8:12).
• AKUlah pintu (10:9).
• AKUlah Gembala yang baik (10:11).
• AKUlah kebangkitan dan hidup (11:25).
• AKUlah Jalan dan Kebenaran dan Hidup (14:6).
• AKUlah Pokok Anggur yang benar (15:1).

Jawaban Allah yang kedua kepada Musa berkenaan dengan pertanyaan Musa terdapat dalam ayat 15.
Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: “Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun.

Di sini Allah kita menyebutkan namaNya yang sebenarnya. Nama Allah kita adalah Yahweh. Dengan
jelas Allah berkata bahwa Dialah Allah nenek moyang bangsa Israel, Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub. TUHAN juga berkata: “Itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun temurun.”

Nama Allah kita adalah TUHAN atau Yahweh. Sedangkan “AKU ADALAH AKU” merupakan suatu ungkapan bahwa TUHAN adalah Allah yang Mahakuasa dan Dia adalah Allah yang selalui menyertai
umatNya. Dan ini digenapi dengan datangnya sang AKU ke dalam dunia ini dan dinamakan IMANUEL yang berarti: Allah beserta kita.

Rabu, 19 Januari 2011

LORD say that "I love u"

Allah suka padamu...
Kalau Dia punya dompet, pasti fotomu disimpan didalam-nya,
Kalau Dia punya kulkas, fotomu pasti disimpan di pintunya,
Dia mengirim bunga untukmu setiap musim semi dan matahari terbit setiap pagi,
Kalau kamu ingin bicara, Dia pasti mau mendengarkan.
Sebenarnya Dia bisa tinggal dimana saja di alam semesta ini, dan Dia memilih hatimu. Terima saja sobat, Dia tergila-gila padamu!
Kayak nya mungkin kamu susah sekali percaya bahwa Allah mengenal namamu.
Dia benar benar mengenal namamu (Yes45:3-4) .
Tertulis ditelapak tangan-Nya,diucapkan dengan mulut-Nya,
Dibisikkan dengan bibir-Nya, Namamu.
Hati kita tidak cukup besar untuk memuat semua berkat yang ingin Allah berikan.

Jadi, coba ini :
Kalau matahari terbit membuatmu begitu takjub sampai menahan nafas, atau bunga bunga dipadang membuatmu begitu terpesona, sampai tidak bisa berkata kata tetaplah seperti itu.
Tidak perlu mengatakan apa-apa dan dengarkan sorga berbisik, "Kau suka itu? Aku melakukannya hanya untukmu"
Kalau kita saja suka memberi hadiah hadiah untuk menunjukkan kasih sayang kita, apalagi Dia?

Bisa saja Dia biarkan bumi ini datar dan berwarna abu-abu, tapi Dia tidak begitu.
Dipercikan-Nya warna jingga pada matahari terbit,
Dan diberi-Nya warna biru pada langit.
Dan kalau kamu suka melihat sekawanan angsa yang sedang berkumpul, kamu juga pasti bisa melihatNya.

Apa Dia harus menjadikan bulu ekor musang empuk dan lembutnya?
Apa Dia harus membuat burung- burung berkicau?
Dan lucunya ayam berjalan tergopoh gopoh.
Atau dahsyatnya gelegar guntur?
Mengapa Dia memberi aroma bagi bunga?
Mengapa Dia memberi rasa pada makanan?
Mungkinkah itu semua karena Dia suka sekali melihat raut wajahmu?
Jadi berjanjilah, kamu tidak akan lupa, bahwa kamu bukan suatu kebetulan atau kejadian.. kamu adalah karunia bagi dunia. Karya seni sorgawi, tanda tangan Allah.

(Engkau menenunku didalam kandungan ibuku, Mazmur 139:13)
kamu ditenun/rajutNya, Kamu bukan produksi massal, kamu bukan hasil buatan mesin.
Kamu dirancang secara khusus, diberi karunia khusus,dan ditempatkan didunia ini dengan penuh kasih.. oleh sang Pencipta Agung.

MenurutNya kamu adalah hal terindah yang melesat turun dari puncak dalam sekejap. Menolehlah kepinggir jalan, lihat, Allah sedang bersorak sorak memberimu dukungan dalam lomba lari.
Coba lihat ke depan ke garis akhir, lihat Allah sedang bertepuk tangan memuji langkahmu.

Allah ada bagimu
Kalau Allah punya kalender,pasti tanggal ulang tahunmu sudah di lingkari.
Kalau Dia menyetir mobil, pasti namamu sudah tertulis di bemperNya,
Kalau ada pohon di sorga, pasti Dia sudah mengukir namamu dibatangnya.
Mungkin kamu tidak mau menggangu Allah dengan lukamu.
Tetapi "Dia yang memelihara kamu" (1 Petrus 5:7)

Dia menunggumu, untuk memelukmu. Dalam keberhasilan ataupun kegagalanmu.
Bapa Sorgawi sangat menyayangimu dan hanya ingin memberikan kasih-Nya kepadamu. Tanpa dibatasi oleh waktu, Allah melihat kita semua. Gelandangan & anak terlantar, semuanya.
Dia melihat kita sebelum kita dilahirkan. Dan Dia suka dengan semua yang dilihatNya.
Dengan luapan emosi, penuh kebanggaan, Sang Pencipta bintang itu menoleh ke arah kita, satu persatu dan mengatakan "Engkau anakKu, Aku sangat mengasihimu"

Aku tahu, suatu hari nanti, engkau akan berpaling dariKu dan menjauh. Tetapi Aku ingin engkau tahu,Aku telah menyediakan jalan pulang bagimu. Kamu telah memikat hati Allah. Dia tidak sanggup hidup tanpamu.
Impian Allah, membawamu dengan denganNya. Dan jalan menuju salib, memberitahu kita

Lebih Dari Sekedar Bekerja

Apa kita bekerja untuk makan? Atau kita makan untuk bekerja? Semua orang bekerja. Menanggung lelah; menahan jengkel; memeras pikiran; mengucurkan keringat; menghabiskan tenaga; membanting tulang dari pagi sampai sore.

Bayangkanlah paramedis di UGD yang seharian berdiri menunduk menjahit robekan tubuh korban yang mengerang kesakitan karena ususnya terburai. Atau seorang masinis kereta api yang pukul tiga pagi sudah menyalakan tungku batu bara lokomotif. Atau bahkan bayangkan pekerjaan seorang ibu rumah tangga, yang tak pernah ada habisnya. Untuk apa mereka bekerja? Untuk apa kita bekerja?

Kita bekerja untuk mendapat nafkah. Sesempit itukah tujuan kerja? Apa hidup ini hanya bertujuan untuk mencari nafkah?

Kita adalah makhluk yang lebih dari sekedar punya mulut dan perut tok. Kita memiliki martabat dan hati nurani. Martabat diri itu tidak akan terwujud dengan hanya ongkang kaki.
Karena itulah kita bekerja. Dengan bekerja, diri kita diaktualkan. Dengan bekerja, diri kita jadi berarti dan memberi arti.

Punya arti dan memberi arti bisa dilakukan tiap orang, betapa pun kecil pekerjaannya. Yang diperbuat seorang penjaga pintu lintasan kereta api bukan sekedar menjaga pintu kereta, tapi menjaga puluhan nyawa manusia. Yang diperbuat ibu bukan sekedar menyiapkan nasi, melainkan menyiapkan masa depan anak-anaknya.

Setiap orang perlu bekerja. Sebab itu, yang diberikan Tuhan kepada Adam pertama-tama adalah pekerjaan, bukan istri. Belajarlah dari semut, yang bekerja dengan rajin dan tekun, tidak banyak bicara dan tidak egois. Kerja adalah ibarat senar gitar. Terlalu kencang dia putus, terlalu kendor malah tidak bunyi.

Kita bekerja karena Tuhan bekerja. Tiap pagi Tuhan membangunkan surya. Tiap petang Ia menidurkan senja. Ia meniup awan. Ia meneteskan hujan. Ia menghidupkan indung telur. Ia
menghembuskan napas kehidupan ke sebuah janin. Ia mengajar ikan berenang. Ia mengawasi merpati yang terbang kian kemari.

Ketika kita bekerja, Tuhan berada di dekat kita. Sekali-kali ia menoleh kepada kita. Ia tahu bahwa kita letih. Ia juga letih. Ia pun mengangguk kagum melihat kita saat mengerjakan tugas dengan ketekunan.

Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan.

Kita bekerja karena hidup ini mempunyai arti. Kita bekerja supaya hidup ini memberi arti. Hidup ini CUMA SEKALI. Sekali berarti sesudah itu mati. Pertanyaannya, apakah hidup kita sekarang ini sudah memiliki arti dan memberi arti?

ROH PEMENANG

"Kemudian Kaleb mencoba menentramkan hati bangsa itu di hadapan Musa, katanya: "Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu dan mengalahkannya!" (Bilangan 13 : 30)

Sir Edmund Hillary adalah manusia pertama yang menaklukkan Gunung Everest. Pada percobaan pertama, ia gagal. Ia di beri gelar oleh Ratu Elizabeth setelah dia berhasil mendaki gunung Everest. Pada hari pemberian penghargaan, di belakang meja utama tergantung gambar gunung Everest. Lalu semua orang berdiri dan memberikan penghormatan atas keberaniannya menaklukkan gunung tersebut. Ketika semua penonton berhenti bertepuk tangan, Hillary berkata kepada penonton, "Gunung Everest pernah menaklukkan saya sekali dan dapat menaklukkannya saya kembali, tetapi saya kembali dan kembali lagi. Dan sekarang saya menjadi pemenang karena gunung itu tidak dapat menjadi besar tetapi saya dapat menjadi besar!"

Seperti juga Kaleb. Dia berbeda dengan sepuluh pengintai lainnya. Apa yang membuatnya berbeda? Dia memiliki roh pemenang karena dia mengandalkan Tuhan sebagai Allah yang melindungi dan menyertai. Kaleb melihat bahwa bersama Tuhan dia akan mampu melakukan hal-hal yang mustahil. Sungguh suatu sikap yang luar biasa dan perlu ditiru oleh kita semua. Bahwa memang kita diciptakan berbeda.

Saat menghadapi badai kehidupan, seringkali kita putus asa dan mudah menyerah, padahal seharusnya kita dapat belajar dari kegagalan kita, karena kegagalan bisa menjadi guru yang dapat mengajar kita tentang cara untuk berhasil dan meraih kemenangan. Dalam setiap kegagalan yang kita hadapi pasti ada pelajaran berharga untuk kita bisa bertumbuh, menjadi kuat dan lebih baik.

Apakah saat ini kita sedang menghadapi berbagai macam persoalan dan seolah tidak mampu menghadapinya? Kegagalan demi kegagalan terus mengikuti pekerjaan, rumah tangga, studi atau apapun yang sedang kita kerjakan saat ini, jangan putus asa! Sekalipun kita sering gagal atau ada tantangan berat di depan kita, percayalah bahwa Allah sanggup merubah yang buruk menjadi baik. Milikilah roh yang besar, yaitu Roh Pemenang!

ROH KITA AKAN MENJADI KUAT LEWAT TANTANGAN DAN KEGAGALAN HIDUP.

KEMENANGAN SELALU DIPIHAK TUHAN

II Korintus 10:4
Karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 113; 1 Petrus 5; Yehezkiel 28, 30:20-26

Saat Anda dikepung masalah, langkah apa yang akan Anda ambil? Apakah Anda akan bersikap seperti bangsa Israel ketika dibawa keluar dari Mesir? Di depan mereka Laut Merah dan dibelakang mereka tentara Firaun sudah mulai mendekat. Mereka terperangkap di tengah dan menyalahkan Musa.

"Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini? Apakah yang kauperbuat ini terhadap kami dengan membawa kami keluar dari Mesir? Bukankah ini telah kami katakan kepadamu di Mesir: Janganlah mengganggu kami dan biarlah kami bekerja pada orang Mesir. Sebab lebih baik bagi kami untuk bekerja pada orang Mesir dari pada mati di padang gurun ini." (Keluaran 14:11-12).

Saat kita sedang ketakutan dan terjebak dalam suatu masalah, kita cenderung mengandalkan kekuatan kita sendiri bahkan menyalahkan situasi, kondisi, orang lain dan Tuhan atas apa yang kita alami. Kita seperti bangsa Israel itu.

Namun tidak dengan Musa, imannya kepada Tuhan tidak tergoyahkan. "Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya. TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja." (Keluaran 14:13-14).

Anda pasti sudah tahu kelanjutan cerita ini, Tuhan membuat laut terbelah, membawa bangsa Israel menyeberang dan menenggelamkan tentara Mesir.

Tanpa Tuhan, kita pasti kalah dalam peperangan. Bersama Tuhan, kemenangan adalah sesuatu yang pasti. Terkadang Tuhan melibatkan kita dalam peperangan, namun terkadang kita hanya diminta untuk “diam saja.”

Kita terlibat atau tidak dalam peperangan hidup ini, satu hal yang pasti adalah Tuhan yang berperang ganti kita. Tuhan adalah satu-satunya perlindungan yang aman, jika kita sudah mengandalkan diri sendiri ataupun orang lain, maka kita sudah dalam posisi kalah. Jika Anda tidak ingin membuka celah bagi musuh, pastikan setiap saat Anda bergantung sepenuhnya kepada Tuhan.

Peperangan yang kita jalani bersama Tuhan pasti meraih kemenangan, tanpa Dia, kekalahan yang menanti.

MENYEBRANG BERSAMA TUHAN

"Tuhan, Allahmu, Dialah yang akan menyeberang di depanmu" ( Ulangan 31 : 3 )

Ulangan 31 : 1 - 8

Zebra cross awalnya berwana biru kuning diperkenalkan di Inggris pada 1949. Tujuannya untuk membantu orang menyeberang jalan. Namun, karena kecelakaan penyeberang jalan tetap tinggi, di beberapa negara setiap zebra cross yang berada di depan sekolah biasanya ada penjaganya. Mereka biasa disebut School Patrol atau Lollipop Men (karena biasanya membawa sebuah papan berbentuk seperti permen loli), tugasnya menyeberangkan anak- anak sekolah sampai di seberang jalan.

Empat puluh tahun berlalu sejak bangsa Israel meninggalkan Mesir, berkelana di padang gurun menuju tanah perjanjian. Saat tujuan sudah di depan mata, kegentaran melanda hati mereka. Dapat dipahami, mereka akan memasuki suatu kehidupan baru setelah sebelumnya melalui banyak rintangan. Lagipula Musa, pemimpin mereka sejak dari awal, ternyata tidak akan ikut serta menyeberang ke tanah perjanjian. Namun, Musa tahu kegelisahan mereka, ia membangkitkan semangat mereka dengan mengingatkan, bahwa Tuhan akan menyeberang di depan mereka (ayat 3).

Memasuki tahun baru wajar juga jika ada kegentaran. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi esok lusa. Apakah langit akan cerah ataukah hujan turun mengguyur? Tetapi satu yang pasti, kita akan menyeberang menuju tahun yang baru dengan Tuhan berjalan di depan kita. Tantangan pasti akan ada, tetapi seperti kata Musa, "Sebab
Tuhan, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati" (ayat 8). Selamat menyeberang menuju tahun yang baru!

SEBERAT APA PUN JALAN DI HADAPAN KITA KELAK, BERSAMA TUHAN KITA AKAN AMAN SAMPAI KE SEBERANG

START FROM ZERO

Lukas 19:17
"Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 11; Matius 11; Kejadian 21-22

Mungkin tidak semua diantara Anda mengenal sosok pria yang satu ini, tetapi bila melihat apa yang dilakukannya, Anda pasti kagum dan ingin tidak akan percaya. Dunia mencatat namanya sebagai penakluk Gunung Everes yang memiliki puncak tertinggi di dunia Ya, nama orang ini adalah Tensing Norgay.

Sebelum Norgay membuat dunia terkagum dengan apa yang dikerjakannya, ia menemani para pendaki gunung sebagai Sherpa (pengangkut barang). Itu dilakukannya tidak hanya sekali, tetapi beberapa kali. Mulai dari gunung yang memiliki ketinggian 22.000 kaki sampai lebih dari 29.000 kaki, semua telah dilaluinya, bahkan ia harus turut serta dalam enam kali pada tujuh tim ekspedisi sebelum benar-benar menaklukkan gunung Everest.

Apa yang bisa kita pelajari dari seorang Tensing Norgay? Ia memulai sesuatu yang besar dari nol - he start from zero. Tidak ada kesuksesan yang datang tiba-tiba atau hasil yang mengagumkan dengan hal yang sangat kecil. Seorang penulis buku pernah menuliskan dalam satu hasil karyanya seperti ini, "kita tidak perlu hebat untuk memulai, tetapi kita harus memulai untuk menjadi hebat."

Apa yang saat ini Anda miliki di dalam diri Anda? Identifikasi hal itu dan mulailah dari sana. Ketika Anda setia melakukan hal-hal kecil itu, maka hal-hal yang besar telah menanti di depan untuk Anda kerjakan.

Sesuatu yang spektakuler tidak akan pernah ada apabila tanpa diawali dengan melakukan hal yang sederhana.

HIDUP BEBAS DARI KETAKUTAN

Seorang teman pernah berkata kepada saya, "hidup dalam ketakutan adalah wajar karena kita ini manusia yang tidak dapat melihat ke masa depan". Jujur, awalnya saya percaya akan apa yang ia sampaikan tersebut, tetapi itu mulai berubah ketika saya membaca Alkitab dan menemukan bahwa sebenarnya manusia dapat keluar dari ketakutan-ketakutan mereka.

Firman Tuhan dengan jelas menyatakan bahwa perlindungan Allah adalah satu-satunya jalan bagi manusia untuk keluar dari rasa takut. Tidak ada satu pun yang dapat melakukannya. Hanya Dia-lah yang mampu membuat hidup kita menjadi tenang di dalam keadaan yang penuh dengan ketidakpastian. Namun, janji ini tidak dapat dinikmati oleh semua orang.

Hanya orang-orang yang tinggal di dalam Tuhan saja yang dapat menerimanya. Tinggal berarti menghuni dan terus menetap. Bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa ialah hidup dalam persatuan yang berkesinambungan dengan Dia, memelihara firman-Nya dan mematuhi suara-Nya. Mereka yang tinggal di dalam Tuhan dapat hidup tanpa rasa takut terhadap tindakan yang akan dilakukan iblis.

Janji perlindungan Tuhan tidak menjamin bahwa iblis takkan mengganggu Anda, tetapi itu akan memberi Anda jalan keluar setiap iblis muncul di hadapan Anda.

Jika hari-hari ini Anda merasa takut akan bahaya di sekitar, luangkanlah lebih banyak waktu membaca firman dan berdoa sampai iman Anda kepada Tuhan mengatasi ketakutan Anda. Ingatlah bahwa betapa pun berbahaya dunia ini ke depannya, Dia pasti akan membebaskan Anda!

Hidup yang kita jalani di dunia ini akan terasa nyaman bila bersama dengan Yesus.

Selasa, 11 Januari 2011

TEMPAT BERHARAP

Yeremia 17:7
"Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN"

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 123; Yudas 1; Yehezkiel 46-47

Menjadi anak yang dibanggakan orangtua bukanlah impian saya (sampai saat ini), bahkan sejujurnya itu membawa beban bagi saya. Di mata saudara-saudara saya, saya ini memilki masa kecil yang cukup enak dibandingkan mereka. Memang harus diakui, saya adalah anak yang jarang sekali dimarahi oleh orangtua khususnya bapak saya. Namun, dalam pemikiran saya hal ini wajar karena saya memang selalu membanggakan mereka. Dari SD-SMP, saya selalu memiliki rapor yang bagus dan saya juga termasuk anak rumahan.

Masuk SMA, saya mulai sedikit "memberontak" kepada orangtua saya. Saya yang dulunya suka membaca buku pelajaran pada saat di rumah, semua itu tidak saya lakukan lagi. Bahkan agar orangtua saya tidak membanggakan saya di depan orang lain atau keluarga besar kami, saya dengan sengaja membuat nilai-nilai mata pelajaran saya pada saat saya kelas 1 SMA cukup jelek. Namun, hal itu tidak berhasil.

Meski mereka kecewa dengan hasil rapor saya ketika itu, tetapi mereka tetap menaruh harapan besar kepada saya agar saya dapat membawa nama harum keluarga. Puji Tuhan, saya memiliki teman dan kakak rohani yang sangat baik kepada saya. Lewat pengertian yang mereka berikan kepada saya, misi "pemberontakan" tersebut pun akhirnya saya akhiri. Singkat cerita, naik kelas ke 2 SMA, saya pun membalas kekeliruan saya dengan belajar sungguh-sungguh. Meski tidak menjadi 10 besar, tetapi nilai-nilai rapor saya tidak ada yang merah. Bahkan ketika lulus SMA, nilai-nilai kelulusan saya dapat dikatakan diatas rata-rata dan saya masuk ke perguruan tinggi negeri terkemuka di Indonesia.

Berbeda dengan saya, Tuhan tidaklah seperti itu. Walau anak-anak-Nya di muka bumi terus menerus menaruh harapan kepada-Nya, Dia tidak pernah lelah atau terbebani dengan semua itu. Dia malah senang ketika umat-Nya datang kepada-Nya dan menyerahkan kehidupan mereka kepada-Nya. Alkitab bahkan membuktikan bahwa orang-orang yang menaruh harapan kepada Tuhan tidak pernah menjadi kecewa.

Apakah hari-hari Anda memiliki banyak masalah dan untuk keluar dari sana Anda mengandalkan kekuatan orang lain? Atau Anda kuatir dengan masa depan Anda sehingga Anda menaruhkan hal tersebut kepada orang-orang yang memiliki jabatan diatas Anda? Dalam kasih, saya ingin memberitahukan sudahi semua itu. Percayalah hanya pada Tuhan. Serahkan semua itu kepada-Nya. Lihat, ketika Anda menjadikan Tuhan sebagai tempat pengharapan maka hidup Anda akan terjaga aman dan senantiasa diberkati.

Selasa, 04 Januari 2011

Antara Keinginan dan Kebutuhan

Bacaan: Ulangan 29:1-6

.. pakaianmu tidak menjadi rusak di tubuhmu, dan kasutmu tidak menjadi rusak di kakimu.- Ul 29:5

Setiap manusia memiliki banyak keinginan. Anda memiliki keinginan. Saya juga manusia dengan banyak keinginan. Saya ingin rumah yang mewah ala eropa. Saya ingin mobil yang lux, yang suka mencuri perhatian banyak orang. Saya ingin memiliki deposito yang lebih dari cukup. Saya ingin memiliki lima kartu kredit sekaligus, untuk membuat dompet semakin tebal saja. Saya ingin ini itu. Berbicara tentang keinginan, rasanya tidak akan pernah ada habisnya.

Saya berdoa untuk semua keinginan saya, dan saya melihat betapa bijaknya Tuhan. Ia tidak memenuhi keinginan saya. Lupakan rumah mewah, mobil keren, deposito yang menggunung dan semuanya. Bukan tipe Tuhan untuk memenuhi semua hal yang kita inginkan. Mengapa? Karena ada kalanya keinginan kita justru menjadi jerat bagi diri kita sendiri pada akhirnya. Kita menjadi sombong. Merasa diri hebat. Lupa diri, lupa daratan. Bukankah itu sikap yang justru akan menghancurkan diri kita sendiri?

Benar, Ia tidak selalu memenuhi keinginan kita, tapi yang pasti, Ia selalu mencukupi kebutuhan kita. Ia buktikan itu kepada bangsa Israel saat mereka berada di padang gurun selama 40 tahun. Ia tidak selalu memberikan apa yang bangsa Israel inginkan, tetapi Ia selalu menyediakan apa yang mereka butuhkan. Bangsa Israel butuh makan, maka Tuhan mengirim manna dan burung puyuh selama 40 tahun tanpa berhenti! Bangsa Israel butuh pakaian dan kasut, maka Tuhan membuat pakaian dan kasut mereka tidak robek dan bisa terus dipakai selama puluhan tahun.

Ada perbedaan mendasar antara keinginan dan kebutuhan. Sebagai orang tua yang memiliki anak, kita sering berurusan dengan keinginan anak yang tak ada habisnya. Sebagai orang tua bijak, apakah kita akan selalu memenuhi semua keinginan anak hanya untuk menunjukkan kasih sayang kita? Tentu saja tidak bukan? Tapi yang pasti kita akan selalu tahu apa yang menjadi kebutuhannya dan kita akan selalu mencukupinya. Kebenaran inilah yang membuat iman saya terus terpaut kepada Tuhan saat harus melewati masa-masa “padang gurun”. Saat menghadapi masa-masa sulit itulah saya merasakan betapa Tuhan selalu memelihara, mencukupi, menolong dan melakukan yang terbaik buat saya. Benar, tidak semua keinginan saya terpenuhi, tapi bersyukur karena semua kebutuhan saya dicukupinya.

Tak selalu Ia memenuhi apa yang kita inginkan, tapi Ia selalu mencukupi apa yang kita butuhkan.

KESUNGGUHAN

Bacaan: Pengkhotbah 9:10-12

Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga,... - Pengkhotbah 9:10

Sebelum buku Being Happy! tulisan Andrew Matthews laris sedemikian rupa, naskah tersebut sudah mengalami penolakan berkali-kali dari penerbit, apalagi buku tersebut ditulis oleh pengarang baru yang belum punya nama. Karena tidak ada yang mau, maka Andrew Matthews menggandeng penerbit kecil melakukan penjualan langsung ke konsumen! Membawa mikrofon sendiri ke hampir tiap toko buku, promosi di banyak SMU dan Universitas, di pabrik, di penjara, bahkan di mal-mal. Dari toko ke toko, dari kota ke kota, dari negara ke negara, sampai akhirnya buku tersebut memasuki pasar internasional. Ketika ditanya bagaimana ia bisa menjual buku sampai jutaan copy dan diterjemahkan dalam banyak bahasa, Andrew Matthews menjawab, “Saya promosi buku ini selama enam tahun, terbang beribu-ribu mil, berceramah 500 kali, diwawancarai ribuan kali dan .. kehilangan tas 23 kali!”

Kisah sukses yang sangat inspiratif tersebut memunculkan satu rahasia sukses yaitu kesungguhan. Setiap usaha yang dilakukan dengan penuh kesungguhan akan selalu berakhir dengan kesuksesan. Bahkan ketika usaha tersebut kelihatannya kurang berprospek, memiliki pangsa pasar yang kecil, persaingan yang ketat, bahkan marjin yang tipis, namun jika dijalankan dengan serius dan penuh kesungguhan, usaha tersebut pasti berhasil. Sebaliknya sebuah usaha dengan prospek sebagus apapun, namun jika tidak dijalankan dengan kesungguhan, hasilnya tidak akan pernah maksimal.

Usaha sekecil apapun menuntut kesungguhan, sikap yang profesional, layanan konsumen bak hotel berbintang, dan sumber daya manusia yang benar-benar berkompeten di bidangnya. Hanya dengan cara ini, usaha tersebut bisa berkembang dan menjadi besar. Jika hari ini kita belum mencapai kesuksesan, siapa tahu itu karena diri kita yang belum memiliki kesungguhan dan belum memaksimalkan potensi diri. Firman Tuhan mengajarkan kepada kita untuk mengerjakan tugas dan pekerjaan kita dengan kualitas yang terbaik, sebab hanya itulah kunci untuk kita bisa meraih keberhasilan.

Setiap usaha selalu membutuhkan kesungguhan untuk mencapai kesuksesan.

God is My Boss

Bacaan: Yohanes 15:1-8

Akulah pokok anggur yang benar dan BapaKulah pengusahanya.- Yohanes 15:1

Jesus is my Boss. Judul yang asyik sekaligus menarik. Mengingatkan kepada kita, bahwa di dalam Alkitab, Tuhan beberapa kali digambarkan sebagai seorang pengusaha atau pemilik, dengan kata lain, Tuhan juga adalah sosok Bos yang sempurna. Dari hal ini kita bisa belajar meneladani bagaimana cara kita bertindak dalam dunia kerja seperti yang Bos kita di surga melakukannya.

Bos kita rajin bekerja. Bos kita tidak hanya duduk santai di singgasanaNya saja, sebaliknya sampai detik ini Ia terus bekerja. Mengatur jagat raya, menjaga kelangsungan alam dan selalu menyatakan pemeliharaan serta pertolonganNya bagi kita. Jika Bos kita di surga bekerja, sudah seharusnya kita juga bekerja. Bekerja, tanpa harus kecanduan kerja. Tahu waktu untuk istirahat, karena Bos kita juga beristirahat setelah enam hari menciptakan alam ini. Itu juga berarti bahwa Bos kita pakarnya me-manage waktu, kitapun harusnya bisa mengatur dan memprioritaskan waktu dengan baik.

Bos kita memiliki sikap positif yang sempurna. Ia tidak pernah menyerah. Lihat saja perumpamaan tentang seorang gembala yang kehilangan satu dombanya atau seperti seorang perempuan yang kehilangan satu keping uang yang dimilikinya. Tak akan menyerah sebelum yang hilang ditemukan! Bukankah dalam bekerja sudah seharusnya kita ulet, optimis, tak kenal menyerah, dan memiliki semangat kuat?

Bos kita sangat bijak dan sangat adil dalam setiap keputusanNya. Bos kita tidak pernah bekerja sendiri, Ia selalu bermitra dengan kita menjadi satu tim. Bos kita tidak pernah sewenang-wenang, bahkan pekerja yang masuk jam 5 sore pun diberi upah sehari kerja. Bos kita tidak menggelapkan pajak, Yesus sudah memberi contoh yang jelas soal itu. Bos kita tidak pernah berbuat curang. Ia jujur, bahkan untuk dosa sekecil apapun, Ia tidak pernah kompromi.

Kita ingin sukses? Mari teladani Bos kita. Jadilah pebisnis atau pemimpin yang bijak dan adil. Bangunlah sebuah tim yang kuat untuk mencapai kesuksesan bersama. Jangan bertindak sewenang-wenang dengan bawahan kita, hormati mereka, sebab tanpa mereka kita tidak akan bisa sukses. Bekerjalah dengan jujur, tidak curang dan mengedepankan integritas!

Teladanilah Bos kita di surga dalam dunia kerja.

Kesalahan Fatal

Bacaan: I Tawarikh 21:1-17

... jauhkanlah kiranya kesalahan hamba-Mu, sebab perbuatanku itu sangat bodoh.- I Tawarikh 21:8

Ini adalah contoh tentang kesalahan yang sangat fatal. Kerajaan Grenada di Kepulauan Karibia, mengundang Duta Besar China untuk hadir dalam peresmian stadion olahraga di St. George’s yang dalam pembangunannya didanai oleh China. Untuk menghormati China yang telah menyumbangkan 40 juta dolar AS untuk pembangunan tersebut, Kerajaan Grenada memainkan lagu kebangsaan China. Malangnya, yang dimainkan ternyata bukan lagu kebangsaan China tapi lagu kebangsaan Taiwan, musuh bebuyutan China! Bisa Anda bayangkan betapa marahnya Duta Besar China pada saat itu!

Hal-hal besar bisa rusak gara-gara kesalahan kecil namun fatal. Hubungan diplomatik kedua negara tersebut bisa rusak hanya gara-gara salah memainkan lagu kebangsaan. Bukankah kita juga pernah mendengar Pepsi Cola yang “bangkrut” di Filipina gara-gara keliru mencetak tutup botol berhadiah, sehingga di setiap tutup botol tertera hadiah yang sangat besar. Bayangkan saja nilai kerugiaan yang ditanggung Pepsi Cola karena setiap orang yang membeli satu botol Pepsi Cola mendapatkan hadiah utama yang bernilai jutaan!

Pernahkah kita melakukan kesalahan fatal? Kemungkinan besar kita semua pernah melakukannya. Satu kesalahan kecil namun harus dibayar sangat mahal. Entahkah itu berakibat bisnis kita menjadi goncang dan mengalami masalah yang serius. Bagi kita yang bekerja dalam sebuah perusahaan, bisa jadi itu membuat kita dimarahi oleh pimpinan, harus ganti rugi, atau bahkan mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Apapun konsekuensi yang kita harus tanggung, yang paling penting adalah bagaimana di waktu yang akan datang kita tidak melakukan kesalahan fatal lagi. Bisa jadi hal tersebut adalah peringatan bagi kita untuk bekerja lebih serius, lebih hati-hati, lebih konsentrasi, lebih teliti dan lebih sempurna. Jadikan kesalahan fatal tersebut sebagai pijakan untuk menjadi lebih baik di kemudian hari. Dengan demikian, harga bayar dari kesalahan fatal tersebut menjadi tidak sia-sia.

Jadikan kesalahan fatal yang pernah kita buat menjadi pijakan untuk menjadi lebih baik lagi.

Iman Kepada Agama atau Kepada Kristus

Begitu banyak orang membangga-banggakan agamanya. Selalu berkata bahwa agamanyalah yang paling baik dan paling benar. Dengan sikap yang seperti ini, lahirlah fanatisme yang berlebihan terhadap agama yang diyakininya. Kalau sudah begini, bisa-bisa tindakan apapun juga akan dilegalkan demi membela agamanya. Itu sebabnya tak perlu kaget kalau ada istilah perang suci atau “bom suci”. Dendam, pembunuhan, bahkan pembantaian hanya demi membela agama yang dianut.

Berbicara tentang hal ini, kita tahu bahwa agama memiliki rapor merah yang begitu banyak. Sejarah mencatat rapor merah agama, mulai dari para pembunuh Khawarij pada abad ke-7 sampai dengan “bom suci” di masa sekarang ini. Di kalangan kristiani juga pernah terjadi hal yang tak kalah mengerikan. Sekelompok kaum Protestan dibakar hidup-hidup oleh seorang ratu Inggris yang Katolik pada pertengahan abad ke-16. Demikian juga menurut sebuah gambar terbitan Antwerp, Belgia, tampak kelompok Protestan yang menamakan dirinya “Huguenots” memancung korbannya dengan sangat keji. Ngomong-ngomong soal Yesus, bukankah dalang di balik penyaliban Yesus juga adalah dari kelompok agama?

Itu sebabnya sangat keliru kalau kita memiliki fanatisme yang berlebihan terhadap agama, termasuk agama Kristen sekalipun! Sekali lagi bahwa agama tidak akan pernah bisa menyelamatkan kita. Alkitab tidak pernah berkata, apalagi menjamin bahwa setiap penganut agama Kristen akan masuk sorga. Agama bukan jalan. Yesus lah jalan! Itu sebabnya iman kita seharusnya kepada Yesus, bukan kepada agama yang kita anut.

Pemahaman yang seperti ini akan menghindarkan kita dari tindakan-tindakan konyol hanya dengan dalih untuk membela agama. Agama hanyalah wadah dan bukan intinya. Apapun alasannya, intinya haruslah tetap Yesus. Itu sebabnya saya tidak pernah bangga hanya menjadi orang Kristen, tapi saya sangat bangga menjadi pengikut Kristus. Kalaupun saya melakukan hal-hal rohani, saya tidak melakukan demi agama, tapi saya melakukannya demi Kristus. Saya tidak melayani agama, saya melayani Kristus. Saya tidak mau berkorban hanya demi agama, tapi saya akan berani habis-habisan demi Kristus. Saya tidak mau mati demi agama, tapi saya mau hidup demi Kristus. Bagaimana dengan Anda?

Dimanakah kita menaruh iman, kepada agama atau kepada Kristus?