Jumat, 08 Mei 2009

Semua bermula dari hati...........

Semua bermula dari hati...
Ketika panggilan suci dari 'Majikan Agung' terdengar, yang mengetuk dan menggerakkan setiap hati hamba-hamba-Nya. Maka, takkan ada rintangan apapun yang mampu membendung kerinduan hati yang telah terpanggil untuk memenuhi panggilan-Nya.

Setiap anak adalah permata-permata surgawi yang berharga. Dimanapun ia berada dan ditempatkan; tidak akan mengurangi kadarnya. ya.. permata tetaplah menjadi permata tidak peduli darimana ia berasal.

Minggu, 16 September 2001 di rumah sdri. Tati di Kebon Pala-Bogor; jam 10.00 pagi pertemuan yang dihadiri oleh: sdr. Yoseph Witanto, sdri. Yolanda, sdri. Tati, sdri. Merry Chandra, sdr. Petra, sdr. Yun Halim dan beberapa teman lainnya....pelayanan ini bermula. Anak-anak sekolah minggu yang tak tergembalakan menjadi fokus pelayanan kami. Anak-anak, permata-permata surga itulah yang meng-inspirasi kami untuk melakukan sesuatu yang lebih besar yang tidak pernah kami bayangkan sebelumnya.

Setelah pertemuan itu, setiap minggu pada hari-hari tertentu kami dan teman-teman berkumpul untuk berdoa bersama dan terus mencari kehendak Tuhan atas panggilan kami. Hingga akhirnya, pada Sabtu, 9 Februari 2002 pukul 16.00 WIB dilakukanlah ibadah perdana yang bertempat di Wisma Batik (sekarang Bakmi Japos). Tempat yang kami pinjam dari sebuah gereja bernama GBI Elia yang digembalakan oleh Pdt. Arnold Mandagi. Lalu tempat ibadah berpindah ke restoran Golden di Jl. Siliwangi yang terus berlangsung selama 6 bulan sebelum pindah lagi ke restoran Saung Kuring Lt.2 di Jl. Siliwangi no.102 yang tetap digunakan hingga sekarang.

Di awal-awal tahun 2002 itulah Tuhan mempertemukan kami dengan Bapak Harry Wijaya yang dimediasi oleh Pdt. Pengky Andu yang secara tidak langsung juga turut membidani lahirnya pelayanan ini.
Pada saat itu pak Harry Wijaya adalah gembala jemaat GKNS satelit Senayan, yang juga masih dinaungi oleh GKNS satelit Karawaci yang digembalakan oleh Pdt. Supeno Lembang. Pertemuan dengan pak Harry Wijaya bukanlah sebuah pertemuan yang kebetulan; karena ternyata beliau-pun mendapat peneguhan Tuhan lewat dua kali mimpi yang mengisyaratkan bahwa beliau akan memiliki 'anak'. Dan dalam perjalanannya, kamilah yang menjadi anak-anak yang ada dalam naungannya.

Pada tanggal 18 September 2002, kami membuat sebuah surat permohonan yang ditujukan kepada Pdt. Supeno Lembang selaku gembala GKNS satelit Karawaci yang menaungi GKNS satelit Senayan; yang berisi permohonan naungan bagi pelayanan di Bogor. Surat itu ditandatangai oleh sdr. Yoseph Witanto, sdr. Petra Winardja dan bapak Harry Wijaya. Puji Tuhan, Pdt. Supeno Lembang dengan segera menyetujui surat permohonan kami.

Perjalanan pelayanan ini terus berlanjut selama beberapa tahun sekalipun pada suatu kali pekerjaan Tuhan di GKNS satelit Senayan harus terhenti. Dan secara otomatis jemaat yang telah terbangun ini kehilangan naungannya secara hukum. Sehingga akhirnya Tuhan menuntun kami kepada 'takdir-Nya' bahwa mau tidak mau kami harus belajar berdiri sendiri dengan kedua kaki kami.

Tepat pada tanggal 26 Maret 2008, sebuah surat kami layangkan kepada ketua sinode GKNS Pdt. Joppy Manduapessy di bandung yang berisikan permohonan perubahan status dari Pos PI Bogor menjadi Gereja cabang GKNS Majesty - Bogor. Dan dengan segera surat kamipun ditanggapi dengan baik oleh ketua sinode dan BPH GKNS yang berpusat di Bandung.
Dan surat tanggapan dari sinode GKNS pusat terwujud dengan ditahbiskannya Pos PI Bogor menjadi Cabang Gereja GKNS Majesty-Bogor pada tanggal 31 Agustus 2008. Bersamaan dengan itu, ditahbiskan pula sdr. Yoseph Witanto menjadi Pendeta dan Gembala jemaat, disertai pula oleh sdr. Petra Winardja menjadi Pendeta Muda dan pasangan suami istri Aloysius Jema dan M. Ria Simbolon menjadi Evangelis.

Sampai disinikah perjalanan ini, tentu saja belum! ini barulah menjadi sebuah awal perjalanan yang sesungguhnya. Bagaimana kami sekarang semakin merasakan manis serta pahit dan getirnya menjadi sebuah keluarga, menjadi orang tua, yang dituntut untuk melakukan banyak hal yang secara manusia sulit untuk kami lakukan...
Kedua tangan ini selalu terangkat kepada Tuhan yang empunya kami semua, sebagai tanda bahwa kekuatan-Nya lah yang memungkinkan ini semua dapat terjadi....

Doa kami, kiranya Tuhan senantiasa terus memurnikan hati dan panggilan kami untuk dapat terus melayani dengan sungguh. amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar